Pasukan Pro Pemerintah [ITV])
Sempat kembali terjadi bentrok antara para pemberontak (yang ikut kudeta militer) dengan pasukan keamanan Turki di pangkalan udara yang berlokasi di Kota Konya pada Minggu 17 Juli 2016.
“Kami dapat membenarkan memang ada bentrokan di pangkalan udara di Konya antara pasukan keamanan dengan pemberontak yang menolak untuk ditangkap,” ujar pejabat Turki, sebagaimana dikutip dari AFP, Senin (18/7/2016).
Pejabat tersebut juga menambahkan bahwa sempat ada insiden yang terjadi di Bandara Sabiha Gokcen, Istanbul. Insiden tersebut terjadi ketika polisi menembakkan tembakan peringatan ke arah pemberontak yang menolak untuk ditangkap.
Namun, insiden itu segera berakhir ketika para pemberontak akhirnya menyerahkan diri.
Selain itu, Arab Saudi dikabarkan telah menahan atase militer Turki di Kuwait atas permintaan pemerintah Turki. Dilaporkan, ia ditangkap atas tuduhan terlibat dalam kudeta militer yang terjadi beberapa hari yang lalu.
Pihak Kerajaan Saudi menangkapnya ketika ia sedang berada di Bandara Dammam yang berlokasi di Provinsi Timur Arab Saudi. (raw)
42 Helikopter Militer Turki Hilang Pasca-Kudeta
Helikopter Cobra Turki [AFP]
Sedikitnya 42 helikopter milik militer Turki hilang pasca-kudeta yang gagal pada Jumat 15 Juli 2016. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan adanya kemungkinan kudeta kedua untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Hilangnya puluhan helikopter militer Turki ini dilaporkan oleh reporter CNN Turki, Serdar Tuncer, yang mengatakan bahwa kecemasan akan adanya usaha kudeta lainnya mulai muncul.
“Tampak seperti para pemberontak ingin melakukan usaha lainnya. Mungkinkah mereka berhasil? Tidak! Tapi akankah mereka mencoba,” kata reporter tersebut sebagaimana dilansir Sputnik, Senin (18/7/2016).
Kerusuhan masih terus berlanjut menyusul usaha kudeta Turki pada 18 Juli yang menyebabkan sedikitnya 265 orang tewas dan lebih dari 2.000 lainnya luka-luka. Sebagian besar korban adalah warga sipil yang berusaha menggagalkan kudeta yang dilakukan sebagian kecil militer Turki.
Pemerintah telah melakukan penangkapan lebih dari 6.000 orang yang diduga terlibat dalam kudeta Turki, termasuk di antaranya 2.745 orang hakim dan lebih dari 2.800 orang tentara. Mereka menghadapi ancaman tuduhan pengkhianatan pada negara yang dapat diganjar dengan hukuman mati.
Terkait hilangnya helikopter-helikopter militer Turki ini, kepala kepolisian Turki telah memerintahkan aparatnya untuk menembak jatuh helikopter yang kedapatan terbang tanpa izin, demikian diwartakan kantor berita Anadolu. (dka)
8 Aparat Militer Turki ke Yunani Jemput Pelaku Kudeta
Warga pendukung Erdogan memukuli sejumlah tentara yang tengah dievakuasi oleh aparat kepolisian ditahan karena telah menggelar aksi kudeta di Jembatan Bosphorus di Istanbul, Turki 16 Juli 2016. [REUTERS]
Delapan personel militer Turki dengan mengendarai helikopter Black Hawk telah mendarat di Yunani. Mereka datang untuk menjemput delapan tentara Turki yang melarikan diri ke Yunani beberapa jam setelah kudeta pada Jumat malam, 15 Juli 2016, gagal. Tentara yang melarikan diri itu mengajukan permohonan suaka politik kepada pemerintah Yunani.
Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan memerintahkan kedelapan personel militer yang ditudingnya pengkhianat secepatnya diekstradisi dari Yunani.
Beberapa jam setelah kudeta gagal, helikopter berpenumpang delapan personel militer Turki memaksa mendarat di Bandara Alexandroupolis, Yunani. Delapan personel militer Turki yang terdiri atas 2 mayor, 4 kapten, dan 2 sersan satu mengajukan suaka politik.
Seperti dikutip Sky News, Sabtu, 16 Juli 2016, pemerintah Yunani menyatakan pengajuan suaka politik dipertimbangkan dan diuji sesuai dengan prosedur hukum internasional kemarin.
Namun kedatangan delapan tentara Turki ke Yunani menunjukkan Yunani memilih mengekstradisi kedelapan personel militer pelaku kudeta. Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras menyatakan dukungannya terhadap pemerintah Turki yang dipilih secara demokrasi.
Arab Saudi juga telah menahan atase militer Turki untuk Kuwait atas permintaan pemerintah Turki. Atase militer itu ditahan di Bandara Damman, seperti dilansir ITV.
Raja Arab Saudi Salman menyampaikan ucapan selamatanya kepada Presiden Erdogan atas keberhasilan aparat militernya menggagalkan kudeta oknum militer.
Lebih dari 2.800 tentara Turki ditangkap setelah sekelompok militer yang menyebut dirinya Dewan untuk Perdamaian di Tanah Air mengumumkan pemberlakuan hukum darurat militer dan jam malam pada Jumat malam, 15 Juli 2016.
Janggalnya Kudeta di Turki, Siapa Diuntungkan?
Pendukung Presiden Tayyip Erdogan berpose di atas tank usai berhasil menggagalkan kudeta militer di Jembatan Bosphorus, Istanbul, Turki, 16 Juli 2016. [REUTERS]
Beberapa media di Eropa dan Amerika Serikat menggulirkan beberapa kejanggalan atas percobaan kudeta yang gagal di Turki. Motif kudeta, misalnya, terkesan tidak jelas. Erdogan langsung menuding musuh bebuyutannya, ulama senior Fethullah Gulen, yang kini hidup terasing di Pennsylvania, Amerika Serikat, sebagai otak kudeta.
Namun Gulen membantah tudingan tersebut. Ia mengatakan kudeta itu bisa saja “dilancarkan” oleh Erdogan sendiri. “Saya tak yakin dunia percaya akan tuduhan-tuduhan yang disampaikan Presiden Erdogan,” ujar Gulen. “Ada kemungkinan kudeta itu dirancang dan bisa dimaksudkan lebih jauh (untuk menghabisi Gulen dan pengikutnya).”
Gulen memang punya banyak pengikut di Turki dan bahkan di berbagai lembaga pemerintah serta militer. Kelompok Gulen bagaikan duri dalam daging bagi Erdogan, sehingga ia berencana menggelar pembersihan besar-besaran bulan depan.
The Daily Stormer menilai beberapa hal yang terjadi di sana sudah di luar kudeta yang lumrah terjadi. Media itu menulis bahwa pola suatu kudeta cukup jelas. Pertama, ambil pemimpin negara atau presiden, lalu kuasai media massa, kemudian tunjukkan pemimpin itu ke media untuk dihina.
Dalam kudeta gagal di Turki tersebut, kudeta justru terjadi ketika Erdogan tengah berlibur di sebuah tempat yang dirahasiakan dan jauh dari Ibu Kota Istanbul, tempat kudeta berlangsung. Pengkudeta bahkan tampak berusaha mengamankan Erdogan.
Keanehan lain adalah ketika pengkudeta menyuruh masyarakat pendukungnya pulang ke rumah, tapi Erdogan menyuruh rakyat turun ke jalan. Jadi, pendukung kudeta ada di rumah, sementara pendukung Erdogan ada di jalan. Ini jelas situasi yang tidak menguntungkan pengkudeta.
Identitas pemimpin kudeta itu juga tidak jelas. Tak ada pemimpin militer yang muncul dan menyatakan dukungan atas kudeta tersebut. Bahkan, tak ada satu pun tokoh yang mengaku bertanggung jawab atas kudeta ini.
Akhirnya, kudeta yang dilakukan oleh segelintir anggota pasukan itu dengan mudah diberangus pasukan pemerintah dan Erdogan pun seakan menjadi pahlawan. Nah, siapa yang diuntungkan oleh kudeta ini?
Sempat kembali terjadi bentrok antara para pemberontak (yang ikut kudeta militer) dengan pasukan keamanan Turki di pangkalan udara yang berlokasi di Kota Konya pada Minggu 17 Juli 2016.
“Kami dapat membenarkan memang ada bentrokan di pangkalan udara di Konya antara pasukan keamanan dengan pemberontak yang menolak untuk ditangkap,” ujar pejabat Turki, sebagaimana dikutip dari AFP, Senin (18/7/2016).
Pejabat tersebut juga menambahkan bahwa sempat ada insiden yang terjadi di Bandara Sabiha Gokcen, Istanbul. Insiden tersebut terjadi ketika polisi menembakkan tembakan peringatan ke arah pemberontak yang menolak untuk ditangkap.
Namun, insiden itu segera berakhir ketika para pemberontak akhirnya menyerahkan diri.
Selain itu, Arab Saudi dikabarkan telah menahan atase militer Turki di Kuwait atas permintaan pemerintah Turki. Dilaporkan, ia ditangkap atas tuduhan terlibat dalam kudeta militer yang terjadi beberapa hari yang lalu.
Pihak Kerajaan Saudi menangkapnya ketika ia sedang berada di Bandara Dammam yang berlokasi di Provinsi Timur Arab Saudi. (raw)
42 Helikopter Militer Turki Hilang Pasca-Kudeta
Helikopter Cobra Turki [AFP]
Sedikitnya 42 helikopter milik militer Turki hilang pasca-kudeta yang gagal pada Jumat 15 Juli 2016. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan adanya kemungkinan kudeta kedua untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Hilangnya puluhan helikopter militer Turki ini dilaporkan oleh reporter CNN Turki, Serdar Tuncer, yang mengatakan bahwa kecemasan akan adanya usaha kudeta lainnya mulai muncul.
“Tampak seperti para pemberontak ingin melakukan usaha lainnya. Mungkinkah mereka berhasil? Tidak! Tapi akankah mereka mencoba,” kata reporter tersebut sebagaimana dilansir Sputnik, Senin (18/7/2016).
Kerusuhan masih terus berlanjut menyusul usaha kudeta Turki pada 18 Juli yang menyebabkan sedikitnya 265 orang tewas dan lebih dari 2.000 lainnya luka-luka. Sebagian besar korban adalah warga sipil yang berusaha menggagalkan kudeta yang dilakukan sebagian kecil militer Turki.
Pemerintah telah melakukan penangkapan lebih dari 6.000 orang yang diduga terlibat dalam kudeta Turki, termasuk di antaranya 2.745 orang hakim dan lebih dari 2.800 orang tentara. Mereka menghadapi ancaman tuduhan pengkhianatan pada negara yang dapat diganjar dengan hukuman mati.
Terkait hilangnya helikopter-helikopter militer Turki ini, kepala kepolisian Turki telah memerintahkan aparatnya untuk menembak jatuh helikopter yang kedapatan terbang tanpa izin, demikian diwartakan kantor berita Anadolu. (dka)
8 Aparat Militer Turki ke Yunani Jemput Pelaku Kudeta
Warga pendukung Erdogan memukuli sejumlah tentara yang tengah dievakuasi oleh aparat kepolisian ditahan karena telah menggelar aksi kudeta di Jembatan Bosphorus di Istanbul, Turki 16 Juli 2016. [REUTERS]
Delapan personel militer Turki dengan mengendarai helikopter Black Hawk telah mendarat di Yunani. Mereka datang untuk menjemput delapan tentara Turki yang melarikan diri ke Yunani beberapa jam setelah kudeta pada Jumat malam, 15 Juli 2016, gagal. Tentara yang melarikan diri itu mengajukan permohonan suaka politik kepada pemerintah Yunani.
Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan memerintahkan kedelapan personel militer yang ditudingnya pengkhianat secepatnya diekstradisi dari Yunani.
Beberapa jam setelah kudeta gagal, helikopter berpenumpang delapan personel militer Turki memaksa mendarat di Bandara Alexandroupolis, Yunani. Delapan personel militer Turki yang terdiri atas 2 mayor, 4 kapten, dan 2 sersan satu mengajukan suaka politik.
Seperti dikutip Sky News, Sabtu, 16 Juli 2016, pemerintah Yunani menyatakan pengajuan suaka politik dipertimbangkan dan diuji sesuai dengan prosedur hukum internasional kemarin.
Namun kedatangan delapan tentara Turki ke Yunani menunjukkan Yunani memilih mengekstradisi kedelapan personel militer pelaku kudeta. Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras menyatakan dukungannya terhadap pemerintah Turki yang dipilih secara demokrasi.
Arab Saudi juga telah menahan atase militer Turki untuk Kuwait atas permintaan pemerintah Turki. Atase militer itu ditahan di Bandara Damman, seperti dilansir ITV.
Raja Arab Saudi Salman menyampaikan ucapan selamatanya kepada Presiden Erdogan atas keberhasilan aparat militernya menggagalkan kudeta oknum militer.
Lebih dari 2.800 tentara Turki ditangkap setelah sekelompok militer yang menyebut dirinya Dewan untuk Perdamaian di Tanah Air mengumumkan pemberlakuan hukum darurat militer dan jam malam pada Jumat malam, 15 Juli 2016.
Janggalnya Kudeta di Turki, Siapa Diuntungkan?
Pendukung Presiden Tayyip Erdogan berpose di atas tank usai berhasil menggagalkan kudeta militer di Jembatan Bosphorus, Istanbul, Turki, 16 Juli 2016. [REUTERS]
Beberapa media di Eropa dan Amerika Serikat menggulirkan beberapa kejanggalan atas percobaan kudeta yang gagal di Turki. Motif kudeta, misalnya, terkesan tidak jelas. Erdogan langsung menuding musuh bebuyutannya, ulama senior Fethullah Gulen, yang kini hidup terasing di Pennsylvania, Amerika Serikat, sebagai otak kudeta.
Namun Gulen membantah tudingan tersebut. Ia mengatakan kudeta itu bisa saja “dilancarkan” oleh Erdogan sendiri. “Saya tak yakin dunia percaya akan tuduhan-tuduhan yang disampaikan Presiden Erdogan,” ujar Gulen. “Ada kemungkinan kudeta itu dirancang dan bisa dimaksudkan lebih jauh (untuk menghabisi Gulen dan pengikutnya).”
Gulen memang punya banyak pengikut di Turki dan bahkan di berbagai lembaga pemerintah serta militer. Kelompok Gulen bagaikan duri dalam daging bagi Erdogan, sehingga ia berencana menggelar pembersihan besar-besaran bulan depan.
The Daily Stormer menilai beberapa hal yang terjadi di sana sudah di luar kudeta yang lumrah terjadi. Media itu menulis bahwa pola suatu kudeta cukup jelas. Pertama, ambil pemimpin negara atau presiden, lalu kuasai media massa, kemudian tunjukkan pemimpin itu ke media untuk dihina.
Dalam kudeta gagal di Turki tersebut, kudeta justru terjadi ketika Erdogan tengah berlibur di sebuah tempat yang dirahasiakan dan jauh dari Ibu Kota Istanbul, tempat kudeta berlangsung. Pengkudeta bahkan tampak berusaha mengamankan Erdogan.
Keanehan lain adalah ketika pengkudeta menyuruh masyarakat pendukungnya pulang ke rumah, tapi Erdogan menyuruh rakyat turun ke jalan. Jadi, pendukung kudeta ada di rumah, sementara pendukung Erdogan ada di jalan. Ini jelas situasi yang tidak menguntungkan pengkudeta.
Identitas pemimpin kudeta itu juga tidak jelas. Tak ada pemimpin militer yang muncul dan menyatakan dukungan atas kudeta tersebut. Bahkan, tak ada satu pun tokoh yang mengaku bertanggung jawab atas kudeta ini.
Akhirnya, kudeta yang dilakukan oleh segelintir anggota pasukan itu dengan mudah diberangus pasukan pemerintah dan Erdogan pun seakan menjadi pahlawan. Nah, siapa yang diuntungkan oleh kudeta ini?
sumber : https://garudamiliter.blogspot.com/
0 Response to "[Dunia] Kembal Terjadi Bentrok Antara Pemberontak dengan Pasukan Turki"
Post a Comment