*Bid’ah adalah kesesatan*
Dari ‘Irbâdh bin Sâriyah rodhiyaAllôhu ‘anhu mengatakan, bersabda Rosulullôh shollallôhu alaihi wa sallam bersabda:
*وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ*
*“Hati-hatilah kalian dari perkara yang diada-adakan, setiap perkara yang diada-adakan adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan.”* [HR. Ahmad (no.17144) dll dan dishohihkan Al-Albâni rohimahullôh]
illustrasi |
‘Abdullôh bin Mas’ûd rodhiyaAllôhu ‘anhu mengatakan:
«اتَّبِعُوا، وَلَا تَبْتَدِعُوا فَقَدْ كُفِيتُمْ، *وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ»*
“Ikutilah, dan janganlah kalian membuat perkara bid’ah, karena kalian sudah cukup, *dan setiap kebid’ahan adalah kesesatan.”* [Lihat “Al-Ibânah” oleh Ibnu Bathoh (no.175)]
Ibnu ‘Umar rodhiyaAllôhu ‘anhuma mengatakan:
*«كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَةً»*
*“Setiap bid’ah adalah kesesatan, walaupun orang-orang menganggap baik.”* [Lihat “Al-Ibânah” (no.205)]
*Bid’ah adalah sebab laknat dari Allôh dan Malaikat.*
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: *المَدِينَةُ حَرَمٌ مِنْ كَذَا إِلَى كَذَا، لاَ يُقْطَعُ شَجَرُهَا، وَلاَ يُحْدَثُ فِيهَا حَدَثٌ، مَنْ أَحْدَثَ حَدَثًا فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ*
Dari Anas bin Mâlik rodhiyaAllôhu ‘anhu dari Nabi shollallôhu ‘alaihi wa sallam bersabda: *“Madinah itu harom dari sini sampai situ, tidak boleh dipotong pohonnya dan berbuat di dalamnya perbuatan muhdats, maka barang siapa melakukan sesuatu perbuatan muhdats (bid’ah) maka baginya laknat Allôh, Malaikat dan seluruh manusia.”* [HR. Al-Bukhôri (1867) Muslim (no.1366)]
*Bid’ah sebab diusir dari Haudh Nabi.*
Dari Abu Huroiroh rodhiyaAllôhu ‘anhu mengatakan:
*وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ، أَلَا لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ عَنْ حَوْضِي كَمَا يُذَادُ الْبَعِيرُ الضَّالُّ، أُنَادِيهِمْ أَلَا هَلُمَّ، فَيُقَالَ: إِنَّهُمْ قَدْ أَحْدَثُوا بَعْدَكَ، وَأَقُولُ سُحْقًا، سُحْقًا*
“Aku mendahului mereka di Haudh. Maka ketahuilah akan digiring sekelompok orang dari Haudhku sebagaimana digiringnya Unta yang hilang, seraya aku memanggil mereka: “Marilah ke sini.” Maka ada yang mengatakan: *“Sesungguhnya mereka telah membuat perkara baru setelahmu.”* Maka aku pun katakan: *“Menjauhlah, menjauhlah.”* [Muttafaqun ‘alaih]
*Bid’ah adalah kebinasaan*
Dari Abud Dardâ’ rodhiyaAllôhu ‘anhu berkata:
«كُنْ عَالِمًا، أَوْ مُتَعَلِّمًا، أَوْ مُسْتَمِعًا، أَوْ مُحِبًّا، وَلَا تَكُنِ الْخَامِسَةَ فَتَهْلَكَ». قَالَ: فَقُلْتُ لِلْحَسَنِ: مَنِ الْخَامِسَةُ؟ قَالَ: «الْمُبْتَدِعُ»
“Jadilah engkau orang yang ber’ilmu, atau belajar ‘ilmu, atau mendengarkan ‘ilmu atau pecinta ‘ilmu, dan janganlah menjadi yang kelima, maka kau pun akan binasa.” Maka aku (Humaid) berkata kepada Al-Hasan (Al-Bashri): “Siapakah yang kelima?” beliau menjawab: *“Mubtadi’.”* [Lihat “Al-Ibânah” (no.210)]
*Bid’ah merupakan sebab tidak diberikan taufiq kepada pelakunya untuk bertaubat*
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ؛ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: *«إِنَّ اللهَ احْتَجَزَ التَّوْبَةَ عَنْ كُلِّ صَاحِبِ بِدْعَةٍ»* .
Dari Anas bin Mâlik rodhiyaAllôhu ‘anhu berkata: bersabda Rosulullôh shollallôhu ‘alaihi wa sallam: *“Sesungguhnya Allôh menghalangi taubat dari setiap pelaku bid’ah.”* [HR. Ad-Diyanwuri (no.2816)]
‘Atho Al-Khurôsâni mengatakan:
*«أَبَى اللهُ أَنْ يَأْذَنَ لِصَاحِبِ بِدْعَةٍ بِتَوْبَةٍ»*
*“Alloh enggan untuk menghendaki taubat kepada pelaku kebid’ahan.”* [Lihat “Hilyatul Auliya” (5/198)]
*Bid’ah sebab tertolak amalannya*
عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: *«مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ*
Dari ‘Aisyah berkata bersabda Rosulullôh shollallôhu ‘alaihi wa sallam: *“Barang siapa beramal dengan amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka (amalan) itu adalah tertolak.”* [Muslim (no.1718)]
Fudhoil bin ‘Iyaâdh rohimahullôh mengatakan:
*«لَا يَرْتَفِعُ لِصَاحِبِ بِدْعَةٍ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ عَمَلٌ*»
*“Tidaklah akan naik amalan pelaku bid’ah kepada Allôh azza wa jalla.”* [Lihat “Hilyatul Auliya” (8/103)]
‘Abdurrohman bin ‘Umar berkata:
ذُكِرَ عِنْدَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مَهْدِيٍّ قَوْمٌ مِنْ أَهْلِ الْبِدَعِ، وَاجْتِهَادُهُمْ فِي الْعِبَادَةِ فَقَالَ: *«لَا يَقْبَلُ اللَّهُ إِلَّا مَا كَانَ عَلَى الْأَمْرِ وَالسُّنَّةِ»*. ثُمَّ قَرَأَ: {وَرَهْبَانِيَّةً ابْتَدَعُوهَا مَا كَتَبْنَاهَا عَلَيْهِمْ} [الحديد: 27] فَلَمْ يَقْبَلْ ذَلِكَ مِنْهُمْ، وَوَبَّخَهُمْ عَلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: «الْزَمِ الطَّرِيقَ وَالسُّنَّةَ»
Disebutkan di sisi ‘Abdurrohman bin Mahdi tentang keadaan suatu kaum dari Ahlul Bid’ah serta kesungguhan mereka dalam beribadah, maka beliau berkata: *“Allôh tidaklah akan menerima suatu amalan kecuali apa yang sesuai diatas perintah dan sunnah.”* Kemudian beliau membaca ayat: _(Dan para pemuka-pemuka agama (mereka) mengada-ngadakan suatu perkara yang tidaklah ditetapkan kepada mereka.)_ Maka tidaklah diterima hal tersebut dari mereka dan mereka pun dicela dengan hal itu, kemudian beliau berkata: “Tetapilah jalan ini dan Sunnah ini.” [Lihat “Hilyatul Auliya” (9/8)]
*Bid’ah adalah perkara yang paling dibenci oleh Allôh*
Ibnu ‘Abbâs rodhiyaAllôhu ‘anhu mengatakan:
*إِنَّ أَبْغَضَ الْأُمُورِ إِلَى اللهِ الْبِدَعُ*
*“Sesungguhnya perkara yang paling dibenci oleh Allôh adalah bid’ah.”* [Lihat “Sunan Kubro” oleh Al-Baihaqi (no.8573)]
*Bid’ah termasuk bentuk menuduh Nabi shollallôhu ‘alaihi wa sallam berkhianat dalam penyampaikan risalah.
*Imam Mâlik rohimahullôh mengatakan:
*«مَنِ ابْتَدَعَ فِي الْإِسْلَامِ بِدْعَةً يَرَاهَا حَسَنَةً، زَعَمَ أَنَّ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَانَ الرِّسَالَةَ*، لِأَنَّ اللَّهَ يَقُولُ: {الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ} [المائدة: 3]، فَمَا لَمْ يَكُنْ يَوْمَئِذٍ دِينًا، فَلَا يَكُونُ الْيَوْمَ دِينًا.»
*“Barang siapa melakukan suatu kebid’ahan dalam Islam dengan kebid’ahan yang ia pandang adalah suatu yang baik, maka sungguh ia telah menuduh Muhammad shollallôhu ‘alaihi wa sallam telah berkhianat dalam (menyampaikan) risalah*, karena Allôh telah berfirman: _(Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian)_ [QS. Al-Mâidah:3] maka yang pada hari itu bukan termasuk agama, maka pada hari ini juga bukanlah termasuk dari agama.” [Lihat “Al-I’tishôm” (1/65)]
*Bid’ah mematikan sunnah Nabi shollallôhu ‘alaihi wa sallam*
Ibnu ‘Abbâs mengatakan:
*«مَا يَأْتِي عَلَى النَّاسِ عَامٌ إِلَّا أَحْدَثُوا فِيهِ بِدْعَةً، وَأَمَاتُوا فِيهِ سُنَّةً،* حَتَّى تَحْيَا الْبِدَعُ، وَتَمُوتَ السُّنَنُ»
*“Tidaklah akan datang kepada manusia suatu tahun yang kecuali di situ mereka hidupkan padanya bid’ah dan mematikan padanya sunnah.* Sampai tumbuh subur kebid’ahan dan matilah sunnah-sunnah.” [Lihat “Al-Ibânah” (no.11) oleh Ibnu Bathoh]
Hassân bin ‘Athiyyah rohimahullôh mengatakan:
*مَا ابْتَدَعَ قَوْمٌ بِدْعَةً فِي دِينِهِمْ إِلَّا نَزَعَ اللهُ مِنْ سُنَّتِهِمْ مِثْلَهَا* وَلَا يُعِيدُهَا إِلَيْهِمْ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
*“Tidaklah suatu kaum berbuat kebid’ahan dalam agama mereka kecuali Allôh akan cabut dari sunnah (ajaran) mereka semisal yang dengannya,* dan tidaklah akan pernah kembali lagi kepada mereka sampai hari kiamat.” [Lihat “Al-Ibânah” (no.228) “Hilyatul Auliya” (6/73)]
Syaikhul Islâm rohimahullôh mengatakan:
*وَلَا تَجِدُ صَاحِبَ بِدْعَةٍ إلَّا تَرَكَ شَيْئًا مِنْ السُّنَّةِ*
*“Tidaklah engkau dapati pelaku bid’ah kecuali ia telah meninggalkan sesuatu dari Sunnah.”* [Lihat “Majmû Fatâwa” (7/173)]
*Bid’ah membuat buta hati*
Fudhoil bin ‘Iyâdh rohimahullôh mengatakan:
*مَنْ وَقَّرَ صَاحِبَ بِدْعَةٍ؛ أَوْرَثَهُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى الْعَمَى قَبْلَ مَوْتِهِ.*
*“Barang siapa memuliakan pelaku bid’ah, maka Allôh tabâroka wa ta’alâ akan mewariskan (menjadikan) kepadanya kebutaan (hati) sebelum ia meninggal dunia.”* [Lihat “Al-Mujâlasah” (no.113)]
*Bid’ah sebab kehinaan bagi pelakunya.*
Sufyân bin ‘Uyainah rohimahullôh mengatakan:
*لَيْسَ فِي الْأَرْضِ صَاحِبُ بِدْعَةٍ إِلَّا وَهُوَ يَجِدُ ذِلَّةً تَغْشَاهُ,* قَالَ: وَهِيَ فِي كِتَابِ اللهِ , قَالُوا: وَأَيْنَ هِيَ مِنْ كِتَابِ اللهِ؟
Source: Facebook Abu Abdillah
sumber : http://www.jurnalmuslim.com
0 Response to "Bahaya dan Konsekuensi Amalan Bid'ah dalam Agama Islam"
Post a Comment