Persiapan Sebelum Debat

Jurnalmuslim.com - Diskusi terjadi jika ada 1 standar yang disepakati oleh kedua belah pihak, jika standarnya beda itu namanya bukan diskusi tapi ngomong sendiri-sendiri. Atau paling tidak berhujjah dengan standarnya lawan diskusi dalam rangka mengungkapkan kelemahannya. Maka langkah awal ketika terpaksa harus melakukan diskusi, pahami dulu lawan diskusi tersebut background dan pemikirannya seperti apa, setelah paham lalu tetapkan sbh standar yang nantinya jg akan disepakati olehnya. Kenapa Dr. Zakir Naik selalu unggul ketika beradu argumentasi? Karena beliau menggunakan Injil untuk membantah nasrani, menggunakan weda untuk membantah hindu, dan menggunakan sains dan logika untuk membantah atheis. Contohnya diskusi/debat dengan Syi'ah, maka berhujjah dengan sebagian besar hadits-hadits gak akan mempan, karena sedari awal mereka telah meragukan sumber periwayatan sahabat yang dianggapnya khianat. Maka cara yang efektif untuk berhujjah kepada mereka adalah dengan kitab rujukan mereka sendiri dan banyak bermain logika.

illustrasi

Dan syukurnya ucapan imam-imam mereka itu gak konsisten, banyak sekali yang bertabrakan satu sama lain.

Yang saya perhatikan gembong-gembong syiah kalau diskusi, mereka males membahas kitab-kitabnya sendiri, selalu menghindar kesana kemari ketika diajak membahas rujukan mereka. Mereka fokus mengutak-atik ayat atau hadits yang "bercelah" untuk meragukan keyakinan Ahlussunnah melalui penafsiran dan permainan logika ala mereka. Dan dalam hal ini hujjah mereka jadi efektif karena mereka menggunakan standarnya Ahlussunnah, itulah cerdiknya mereka.

Namun sesungguhnya patahnya syubhat-syubhat tersebut sebagian besar jawabannya ada pada hujjah yang mereka bawa. Ustadz Farid Okbah, yang sangat mahir membalik-balikkan hujjahnya Syi'ah, dulu pernah ngomong : "Perhatikan dengan seksama hujjah yang dipakai Ahli Bid'ah dlm menyampaikan syubhatnya, biasanya justru jawabannya ada disitu."

Dan kader-kader syiah itu terlatih berdebat dan diskusi, sebagian mereka backgroundnya adalah dr kalangan terpelajar dan aktivis kiri yang debat dan ilmu mantiq itu mjdi bagian dr program pengkaderannya. Sehingga kalau ngeliat ada kawan-kawan yang memberanikan diri berdebat versus mereka sementara amunisinya terbatas, mk ujung-unjungnya adalah ketidaknyambungan atau caci maki. Ketahuilah caci maki itu pertanda kekalahan, karena orang yang kalah biasanya frustasi, dan frustasi itu buntutnya adalah sumpah serapah dan caci maki.

Jika demikian maka lebih baik menghindar dan menjauhkan diri dari hal-hal tersebut kecuali jika sangat terpaksa sekali, apalagi kalau sudah muncul rasa sombong "Saya akan mengalahkannya, orang ini gak ada apa-apanya!" Karena tidaklah orang yang menjadikan debat sebagai kebiasaannya tanpa adanya maslahat yang betul-betul jelas, kecuali suatu saat nanti hatinya akan keras dan perilakunya pun menjadi kasar.

Source: Facebook Ince Ahmad Jibril



sumber : http://www.jurnalmuslim.com

Related Posts :

0 Response to "Persiapan Sebelum Debat"

Post a Comment