Review Buku Kitab Ihya' 'Ulumuddin

Jurnalmuslim.com - Kitab Ihya', disamping kelemahan-kelemahan yang terdapat di dalamnya dan kritikan dari para ulama, tak diragukan lagi adalah salah satu kitab fenomenal karya Imam Abu Haamid Al-Ghazaaliy rahimahullah, ia adalah kitab yang komplit membahas mengenai 'ubudiyah, adab, suluk hingga muamalah terhadap sesama muslim dan manusia pada umumnya. Dan seakan sudah menjadi sunnatullah bahwa kitab-kitab yang diterima oleh kaum muslimin akan berebutlah ulama-ulama setelahnya yang mensyarah, membuat hasyiyah (catatan kaki), meringkas maupun mentakhrij hadits-haditsnya. Anda akan tertegun betapa banyak ulama-ulama setelah An-Nawawiy yang berebut mensyarah Arba'in beliau, atau Riyadhus Shalihin. Semua itu menunjukkan karunia keberkahan dari Allah untuk penulis dan kitabnya.

illustrasi

Begitu pun kitab Ihya', dari mulai takhrij hadits-haditsnya oleh Imam Taajuddiin Abu Nashr As-Subkiy rahimahullah pada akhir biografi Al-Ghazaaliy dalam Thabaqaat Asy-Syaafi'iyyah (beliau mentakhrij hadits-hadits yang "laa ashla lahaa" atau yang tidak diketemukan isnadnya), lalu Imam Zainuddiin 'Abdurrahiim Al-'Iraaqiy rahimahullah dengan kitab Takhrij Al-Ihyaa' (konon kitab inilah yang menjadi inspirasi Syaikh Al-Albaaniy rahimahullah untuk berkecimpung di dalam ilmu hadits), kemudian disempurnakan oleh Murtadhaa Az-Zabiidiy rahimahullah.

Kemudian ada Imam Abul Faraj Ibnul Jauziy rahimahullah yang menyaring kitab Ihyaa' dari hadits-hadits yang tidak shahih kemudian beliau ambil intisari dan kebaikan-kebaikan dari kitab Ihyaa', beliau berkata :

وسأكتب لك كتاباً يخلو عن مفاسده، ولا يخل بفوائده، أغتمد فيه من النقول الأصح والأشهر، ومن المعنى الأثبت والأجود، وأحذف ما يصلح حذفه، وأزيد ما يصلح أن يزاد

"Dan akan kutulis untukmu sebuah kitab yang terbebas dari cacat-cacatnya dengan tetap mempertahankan faidah-faidahnya. Aku bersandar pada penukilan-penukilan riwayat yang shahih dan masyhur saja, yang terkandung makna lughah yang telah tetap dan benar. Aku hilangkan bagian yang memang layak untuk dihilangkan dan aku tambah bagian yang memang layak untuk ditambahkan." [Muqaddimah Mukhtashar Minhaajul Qaashidiin hal. 11]

Jadilah kitab tersebut diberi nama Minhaajul Qaashidiin wa Mufiidush Shaadiqiin yang berisi intisari dan fawa'id kitab Ihya' Uluumuddiin dengan atsar-atsar yang telah disaring oleh Ibnul Jauziy sehingga lebih terjamin keshahihannya. Dan oleh Imam Ibnu Qudaamah Al-Maqdisiy rahimahullah, kitab tersebut diringkas, dipilih lagi intisarinya, fokus pada poin-poin yang menurut beliau penting, beliau hilangkan topik-topik yang memang telah banyak dibahas dalam kitab-kitab yang lain serta beliau tambahkan ta'liq serta hadits yang memang diperlukan menurut beliau kemudian beliau susun lagi sesuai dengan metode beliau sendiri. Jadilah ia kitab Mukhtashar Minhaajul Qaashidiin.

Ulama belakangan pun menaruh perhatian terhadap Ihya' Ulumuddin seperti As-Sayyid Muhammad Jamaaluddiin Al-Qaasimiy rahimahullah, ulama ahli hadits dan faqih negeri Syaam, beliau meringkas intisari kitab Ihya' dan menamainya dengan "Mau'izhatul Mu'miniin min Ihyaa' 'Uluumiddiin".

Jadi, belajar kitab Ihya' dengan ditemani takhrij hadits-haditsnya oleh Al-'Iraaqiy, lalu dengan mempelajari pula Minhaajul Qaashidiin dan mukhtasharnya. Dan jangan lupa, harus dengan bimbingan guru.

Wallaahu a'lam.

Source: Facebook Tommi Marsetio

sumber : http://www.jurnalmuslim.com

Related Posts :

0 Response to "Review Buku Kitab Ihya' 'Ulumuddin"

Post a Comment