Untuk Bebaskan Pilot Susi AirPhilip Mark Mehrtens, pilot berkebangsaan Selandia Baru, disandera Kelompok Bersenjata pimpinan Egianus Kogoyadi Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. (Arsip Istimewa) ⭕
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengungkap aparat keamanan hampir menyerbu Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
Mahfud mengatakan kelompok OPM meminta Papua merdeka jika pemerintah ingin pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens dibebaskan.
Namun, kata Mahfud, ketika aparat keamanan siap bergerak menyerbu OPM, pihak Selandia Baru meminta agar tak ada tindakan kekerasan untuk membebaskan warga negaranya itu.
"Saya sudah tahu loh tempatnya, koordinat berapa seperti itu. Kamu sudah kita kepung sekarang, tetapi begitu kita mau bergerak kan pemerintah Selandia Baru datang ke sini dan memohon tidak ada tindak kekerasan," kata Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (21/2).
Mahfud menyebut Selandia Baru ingin memprioritaskan keselamatan Philip, warga negara mereka. Menurutnya, mereka menilai persoalan ini bisa menjadi urusan internasional jika diselesaikan melalui kekerasan.
Pemerintah, kata Mahfud, memahami alasan Selandia Baru tersebut. Ia berkata pemerintah pun enggan menjadikan penyanderaan pilot Susi Air ini menjadi urusan internasional.
"Kalau internasional itu kita yang rugi, Pak. Oleh sebab itu, kita masih tangani ditunggu saja mudah-mudahan ada penyelesaian," ujarnya.
Sebelumnya, OPM menyerang pesawat Susi Air pada Selasa (7/2) lalu. Mereka juga membawa pergi pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens.
Upaya pembebasan pilot yang disandera OPM kelompok Egianus Kogoya belum berjalan mulus. Hingga saat ini, Philip masih dalam penyanderaan OPM.
Dalam perjalanannya, kelompok ini sempat merilis foto dan video yang menampilkan kondisi pilot berkebangsaan Selandia Baru itu.
Philip dalam salah satu video menyampaikan pesan bahwa OPM menangkapnya untuk menuntut kemerdekaan Papua. Dia juga mengatakan kalimat yang sama dalam versi bahasa Inggris.
"Kelompok Papua menangkap saya dan mereka berjuang untuk kemerdekaan Papua. Mereka minta agar militer Indonesia pulang dan jika tidak mereka tetap menahan saya dan keselamatan saya akan terancam," kata Philip menambahkan.
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Muhammad Saleh Mustafa mengatakan aparat mengedepankan dialog dalam menyelamatkan Philip.
"Masih dilakukan pendekatan dialog atau soft approach yang dilakukan oleh tokoh agama, tokoh masyarakat dan Pemerintah Daerah Nduga," kata Saleh di Papua, Kamis (16/2). (dhf/fra)
Kelompok Egianus Kogoya Terpecah
Komandan Korem 172/PWY Brigjen J.O Sembiring mengatakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya terpecah dalam beberapa kelompok.
"Kelompok ini terpecah dalam beberapa kelompok dan kita punya prinsip (kelompok-kelompok ini) tidak boleh bersatu," kata Sembiring dalam video yang diterima, Selasa (21/2).
Ia mengatakan operasi penyelamatan pilot Susi Air Kapten Philip yang disandera kelompok itu masih berjalan. Namun Sembiring enggan menjelaskan langkah-langkah yang telah diambil.
"Pada intinya ini operasi masih berjalan, tolong dipahami ada banyak hal yang harus kita ungkapkan. Tapi yakinlah nanti selesai operasi ini, semua akan dibagi, akan disampaikan secara gamblang semuanya," kata dia.
Setelah dua pekan penyanderaan, upaya pembebasan pilot Susi Air belum berjalan mulus.
Penyanderaan terjadi setelah pesawat yang dibawanya dibakar oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan. Kelompok yang disebut TNI/Polri sebagai kelompok kriminal bersenjata (KKB) itu dipimpin oleh Egianus Kogoya. (yoa/pmg)
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengungkap aparat keamanan hampir menyerbu Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
Mahfud mengatakan kelompok OPM meminta Papua merdeka jika pemerintah ingin pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens dibebaskan.
Namun, kata Mahfud, ketika aparat keamanan siap bergerak menyerbu OPM, pihak Selandia Baru meminta agar tak ada tindakan kekerasan untuk membebaskan warga negaranya itu.
"Saya sudah tahu loh tempatnya, koordinat berapa seperti itu. Kamu sudah kita kepung sekarang, tetapi begitu kita mau bergerak kan pemerintah Selandia Baru datang ke sini dan memohon tidak ada tindak kekerasan," kata Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (21/2).
Mahfud menyebut Selandia Baru ingin memprioritaskan keselamatan Philip, warga negara mereka. Menurutnya, mereka menilai persoalan ini bisa menjadi urusan internasional jika diselesaikan melalui kekerasan.
Pemerintah, kata Mahfud, memahami alasan Selandia Baru tersebut. Ia berkata pemerintah pun enggan menjadikan penyanderaan pilot Susi Air ini menjadi urusan internasional.
"Kalau internasional itu kita yang rugi, Pak. Oleh sebab itu, kita masih tangani ditunggu saja mudah-mudahan ada penyelesaian," ujarnya.
Sebelumnya, OPM menyerang pesawat Susi Air pada Selasa (7/2) lalu. Mereka juga membawa pergi pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens.
Upaya pembebasan pilot yang disandera OPM kelompok Egianus Kogoya belum berjalan mulus. Hingga saat ini, Philip masih dalam penyanderaan OPM.
Dalam perjalanannya, kelompok ini sempat merilis foto dan video yang menampilkan kondisi pilot berkebangsaan Selandia Baru itu.
Philip dalam salah satu video menyampaikan pesan bahwa OPM menangkapnya untuk menuntut kemerdekaan Papua. Dia juga mengatakan kalimat yang sama dalam versi bahasa Inggris.
"Kelompok Papua menangkap saya dan mereka berjuang untuk kemerdekaan Papua. Mereka minta agar militer Indonesia pulang dan jika tidak mereka tetap menahan saya dan keselamatan saya akan terancam," kata Philip menambahkan.
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Muhammad Saleh Mustafa mengatakan aparat mengedepankan dialog dalam menyelamatkan Philip.
"Masih dilakukan pendekatan dialog atau soft approach yang dilakukan oleh tokoh agama, tokoh masyarakat dan Pemerintah Daerah Nduga," kata Saleh di Papua, Kamis (16/2). (dhf/fra)
Kelompok Egianus Kogoya Terpecah
Komandan Korem 172/PWY Brigjen J.O Sembiring mengatakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya terpecah dalam beberapa kelompok.
"Kelompok ini terpecah dalam beberapa kelompok dan kita punya prinsip (kelompok-kelompok ini) tidak boleh bersatu," kata Sembiring dalam video yang diterima, Selasa (21/2).
Ia mengatakan operasi penyelamatan pilot Susi Air Kapten Philip yang disandera kelompok itu masih berjalan. Namun Sembiring enggan menjelaskan langkah-langkah yang telah diambil.
"Pada intinya ini operasi masih berjalan, tolong dipahami ada banyak hal yang harus kita ungkapkan. Tapi yakinlah nanti selesai operasi ini, semua akan dibagi, akan disampaikan secara gamblang semuanya," kata dia.
Setelah dua pekan penyanderaan, upaya pembebasan pilot Susi Air belum berjalan mulus.
Penyanderaan terjadi setelah pesawat yang dibawanya dibakar oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan. Kelompok yang disebut TNI/Polri sebagai kelompok kriminal bersenjata (KKB) itu dipimpin oleh Egianus Kogoya. (yoa/pmg)
💂 CNN
sumber : https://garudamiliter.blogspot.com/
0 Response to "Aparat Hampir Serbu OPM"
Post a Comment