Rumah Sakit BNPB di Turkiye (KompasTv) ★
Rumah Sakit Lapangan yang dioperasikan EMT Indonesia (Ina-EMT) hingga hari ke-9 sudah melayani 1928 pasien warga Turki yang datang dari berbagai lokasi di sekitar Kota Hassa, Hatay.
Dari perkiraan kapasitas sekitar 150 orang perhari, Ina-EMT sehari-harinya menerima sekitar 200 pasien, di atas kapasitas yang diperkirakan.
Meskipun resminya rumah sakit tersebut memiliki jam operasional, namun dalam prakteknya rumah sakit juga menerima seluruh pasien yang datang diluar jam operasional.
Ini memungkinkan pasien-pasien dari lokasi yang lebih jauh dan pasien yang siang harinya ikut bekerja dalam aktivitas tanggap darurat mendapatkan pelayanan kesehatan.
"Animo pasien tinggi sekali. Tampaknya mereka nyaman berobat di Ina-EMT. Cerita tentang kenyamanan pelayanan di Ina-EMT meluas dari mulut ke mulut," ujar Wakil Ketua ina-EMT, dr Corona Rintawan.
"70% pasien datang ke Ina-EMT dengan keluhan masalah pernafasan. Mungkin karena faktor cuaca, kondisi penampungan dan debu akibat proses pembongkaran puing reruntuhan yang masih terus berlangsung,” imbuh dr Corona.
TNI mendirikan puluhan tenda rumah sakit lapangan di Turkiye (ist)
Selain memberikan pelayanan medis, Ina-EMT juga memberikan pelayanan kesehatan jiwa (psychosocial) pasca bencana di lokasi Ina-EMT maupun jemput bola ke desa-desa di sekitar lokasi rumah sakit lapangan.
Target pelayanan kesehatan jiwa yang dilakukan Ina-EMT meliputi orang dewasa maupun anak-anak.
“Kita banyak bertemu dengan penyintas yang mengalami gejala sebagai akibat dari stress akut akibat gempa. Apalagi pasca gempa susulan 6,4 SR beberapa hari lalu,” tutur dr Era Catur Prasetya, dokter pelayanan Kesehatan jiwa Ina-EMT.
Ina-EMT mulai mengoperasikan rumah sakit lapangan di Kota Hassa, Hatay, sejak 15 Februari 2023. Ina-EMT adalah salah satu dari 9 rumah sakit lapangan dari berbagai negara yang beroperasi di Provinsi Hatay, wilayah paling terdampak oleh gempa 7,8 SR yang terjadi pada 6 Februari 2023.
Selain dikenal luas masyarakat sekitar karena keragaman pelayanan yang diberikan, termasuk pelayanan kesehatan jiwa dan bantuan logistik perorangan dari BNPB, Ina-EMT juga dikenal luas di kalangan masyarakat sekitar dengan keramahan pelayanannya.
“Penduduk sekitar selalu mengatakan bahwa keramahan khas Indonesia terasa sekali di Ina-EMT,” ujar Ondy Rahmat Mulia, diplomat muda yang ditugaskan sebagai Koordinator Lapangan KBRI Ankara yang mengkoordinasikan seluruh aktivitas Misi Kemanusiaan Indonesia di Hatay. (sya)
Rumah Sakit Lapangan yang dioperasikan EMT Indonesia (Ina-EMT) hingga hari ke-9 sudah melayani 1928 pasien warga Turki yang datang dari berbagai lokasi di sekitar Kota Hassa, Hatay.
Dari perkiraan kapasitas sekitar 150 orang perhari, Ina-EMT sehari-harinya menerima sekitar 200 pasien, di atas kapasitas yang diperkirakan.
Meskipun resminya rumah sakit tersebut memiliki jam operasional, namun dalam prakteknya rumah sakit juga menerima seluruh pasien yang datang diluar jam operasional.
Ini memungkinkan pasien-pasien dari lokasi yang lebih jauh dan pasien yang siang harinya ikut bekerja dalam aktivitas tanggap darurat mendapatkan pelayanan kesehatan.
"Animo pasien tinggi sekali. Tampaknya mereka nyaman berobat di Ina-EMT. Cerita tentang kenyamanan pelayanan di Ina-EMT meluas dari mulut ke mulut," ujar Wakil Ketua ina-EMT, dr Corona Rintawan.
"70% pasien datang ke Ina-EMT dengan keluhan masalah pernafasan. Mungkin karena faktor cuaca, kondisi penampungan dan debu akibat proses pembongkaran puing reruntuhan yang masih terus berlangsung,” imbuh dr Corona.
TNI mendirikan puluhan tenda rumah sakit lapangan di Turkiye (ist)
Selain memberikan pelayanan medis, Ina-EMT juga memberikan pelayanan kesehatan jiwa (psychosocial) pasca bencana di lokasi Ina-EMT maupun jemput bola ke desa-desa di sekitar lokasi rumah sakit lapangan.
Target pelayanan kesehatan jiwa yang dilakukan Ina-EMT meliputi orang dewasa maupun anak-anak.
“Kita banyak bertemu dengan penyintas yang mengalami gejala sebagai akibat dari stress akut akibat gempa. Apalagi pasca gempa susulan 6,4 SR beberapa hari lalu,” tutur dr Era Catur Prasetya, dokter pelayanan Kesehatan jiwa Ina-EMT.
Ina-EMT mulai mengoperasikan rumah sakit lapangan di Kota Hassa, Hatay, sejak 15 Februari 2023. Ina-EMT adalah salah satu dari 9 rumah sakit lapangan dari berbagai negara yang beroperasi di Provinsi Hatay, wilayah paling terdampak oleh gempa 7,8 SR yang terjadi pada 6 Februari 2023.
Selain dikenal luas masyarakat sekitar karena keragaman pelayanan yang diberikan, termasuk pelayanan kesehatan jiwa dan bantuan logistik perorangan dari BNPB, Ina-EMT juga dikenal luas di kalangan masyarakat sekitar dengan keramahan pelayanannya.
“Penduduk sekitar selalu mengatakan bahwa keramahan khas Indonesia terasa sekali di Ina-EMT,” ujar Ondy Rahmat Mulia, diplomat muda yang ditugaskan sebagai Koordinator Lapangan KBRI Ankara yang mengkoordinasikan seluruh aktivitas Misi Kemanusiaan Indonesia di Hatay. (sya)
sumber : https://garudamiliter.blogspot.com/
0 Response to "Rumah Sakit Lapangan Indonesia Layani Hampir 2000 Pasien"
Post a Comment