Jet tempur MiG-29 masih digunakan juga oleh militer Polandia. (Foto/REUTERS/Peter Andrews)
Pentagon sedang mencari kemungkinan memasang rudal buatan Amerika Serikat (AS) pada jet tempur MiG era Soviet, yang digunakan Ukraina dalam konfliknya dengan Rusia.
Dua pejabat Departemen Pertahanan dan orang lain yang mengetahui masalah tersebut mengatakan hal itu kepada Politico.
“Senjata-senjata itu adalah rudal udara-ke-udara jarak menengah (AMRAAM) canggih AIM-120, yang dirancang untuk ditembakkan oleh pesawat Barat, termasuk F-16, dan memiliki jangkauan lebih dari 100 km (62 mil),” ungkap laporan Politico pada Selasa (7/3/2023). Namun, sumber mencatat tantangan yang ditimbulkan oleh proses integrasi, karena perbedaan signifikan antara teknologi AS dan Soviet.
“Masalah utama adalah rudal dan pesawat tidak dapat berbicara satu sama lain,” ungkap mereka.
Sumber itu menjelaskan, untuk melepaskan tembakan, radar pesawat harus menemukan target dan kemudian mengarahkan proyektil ke dekatnya.
“Masalah yang sedang dikerjakan Pentagon adalah: Bagaimana Anda memasang benda ini? Bisakah Anda membuat semua perangkat elektronik di pesawat berbicara dengan benda yang tidak dimaksudkan untuk diluncurkan ini?” ujar salah seorang pejabat.
Sumber tersebut menunjukkan ada kekhawatiran Kiev kehabisan pertahanan udara karena pasukan Rusia melanjutkan serangan rudal terhadap militer Ukraina dan infrastruktur energi.
Tak hanya itu, Rusia juga mengirimkan balon umpan dengan reflektor radar untuk menghabiskan stok rudal Ukraina.
“Jika Pentagon berhasil menggabungkan AMRAAM dan MiG, ini akan menandai pertama kalinya AS memberikan pesawat Ukraina kemampuan menembakkan rudal udara-ke-udara,” tulis Politico.
AS dan sekutunya sejauh ini enggan memenuhi tuntutan terus-menerus dari Ukraina untuk pesawat tempur Barat.
“Saya mengesampingkannya untuk saat ini,” papar Presiden AS Joe Biden pada akhir Februari ketika ditanya tentang kemungkinan mempersenjatai Ukraina dengan jet tempur Amerika.
“Pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky tidak membutuhkan F-16 sekarang. Tidak ada dasar yang menjadi alasan, menurut militer kami, sekarang, untuk menyediakan F-16,” ungkap Biden.
Rusia telah memperingatkan pengiriman senjata jarak jauh yang lebih canggih ke Ukraina oleh AS dan sekutunya dapat melewati “garis merah”, yang akan menyebabkan eskalasi besar.
Menurut Moskow, pasokan senjata, pembagian intelijen, dan pelatihan yang diberikan kepada pasukan Kiev secara de facto telah membuat negara-negara Barat menjadi pihak dalam konflik tersebut.
Ukraina Minta Bom Cluster MK-20
Infografis Bom Cluster MK-20 (sindonews)
Ukraina meminta bom cluster MK-20 kepada Amerika Serikat (AS). Permintaan senjata tersebut diajukan Ukraina untuk melawan Rusia di medan perang.
Komite Angkatan Bersenjata DPR Amerika Serikat mengatakan pejabat Ukraina mendesak anggota parlemen Amerika Serikat di Konferensi Keamanan Munich pada Februari 2023.
Ukraina berharap supaya permintaan tersebut segera diteruskan ke Gedung Putih. MK-20 yang juga dikenal dengan CBU 100 ini mempunyai sejumlah bahaya.
Berikut bahaya bom cluster mk-20 Amerika Serikat yang diminta Ukraina
1. Dilarang oleh Lebih dari 120 Negara
Senjata cluster dilarang penggunaannya oleh lebih dari 120 negara. Bom cluster ini di dalamya banyak bom kecil. Bom tersebut akan menyebar saat dilepaskan dari udara.
Diketahui, Ukraina meminta Amerika Serikat untuk mengirim bom cluster MK-20. Dalam pengoperasiannya, MK-20 dilepaskan dari udara. Selain itu, MK-20 berisi lebih dari 240 subamunisi seperti anak panah atau bom kecil.
Pada 2016, produksi MK-20 dihentikan. Hal tersebut setelah Amerika Serikat menghentikan penjualan ke Arab Saudi.
Meski begitu, kabarnya Amerika Serikat masih mempunyai lebih dari 1 juta MK-20 dalam gudang militernya.
2. Mengancam Keselamatan Warga SipiI
Penggunaan MK-20 dapat mengancam kehidupan warga sipil. Diketahui, bom cluster MK-20 ini melepaskan sejumlah bom kecil yang dapat membunuh siapa pun tanpa pandang bulu di kawasan yang luas hingga mengancam keselamatan warga.
Bahkan secara signifikan mempersulit proses pembersihan ranjau setelah perang berakhir.
Bom cluster ini digunakan dalam mode anti-tank dan untuk melawan kendaraan lapis baja. Tabung yang menahan bom di tengah penerbangan ini menjatuhkan subamunisi anti-tank berdaya ledak tinggi.
Ketinggian tabung diatur untuk menentukan pola penyebaran bom di bawah. Satu MK-20 mempunyai berat 600 gram dengan hulu ledak kumulatif yang dapat menembus lapisan pelindung setebal 190 milimeter. (sya)
Pentagon sedang mencari kemungkinan memasang rudal buatan Amerika Serikat (AS) pada jet tempur MiG era Soviet, yang digunakan Ukraina dalam konfliknya dengan Rusia.
Dua pejabat Departemen Pertahanan dan orang lain yang mengetahui masalah tersebut mengatakan hal itu kepada Politico.
“Senjata-senjata itu adalah rudal udara-ke-udara jarak menengah (AMRAAM) canggih AIM-120, yang dirancang untuk ditembakkan oleh pesawat Barat, termasuk F-16, dan memiliki jangkauan lebih dari 100 km (62 mil),” ungkap laporan Politico pada Selasa (7/3/2023). Namun, sumber mencatat tantangan yang ditimbulkan oleh proses integrasi, karena perbedaan signifikan antara teknologi AS dan Soviet.
“Masalah utama adalah rudal dan pesawat tidak dapat berbicara satu sama lain,” ungkap mereka.
Sumber itu menjelaskan, untuk melepaskan tembakan, radar pesawat harus menemukan target dan kemudian mengarahkan proyektil ke dekatnya.
“Masalah yang sedang dikerjakan Pentagon adalah: Bagaimana Anda memasang benda ini? Bisakah Anda membuat semua perangkat elektronik di pesawat berbicara dengan benda yang tidak dimaksudkan untuk diluncurkan ini?” ujar salah seorang pejabat.
Sumber tersebut menunjukkan ada kekhawatiran Kiev kehabisan pertahanan udara karena pasukan Rusia melanjutkan serangan rudal terhadap militer Ukraina dan infrastruktur energi.
Tak hanya itu, Rusia juga mengirimkan balon umpan dengan reflektor radar untuk menghabiskan stok rudal Ukraina.
“Jika Pentagon berhasil menggabungkan AMRAAM dan MiG, ini akan menandai pertama kalinya AS memberikan pesawat Ukraina kemampuan menembakkan rudal udara-ke-udara,” tulis Politico.
AS dan sekutunya sejauh ini enggan memenuhi tuntutan terus-menerus dari Ukraina untuk pesawat tempur Barat.
“Saya mengesampingkannya untuk saat ini,” papar Presiden AS Joe Biden pada akhir Februari ketika ditanya tentang kemungkinan mempersenjatai Ukraina dengan jet tempur Amerika.
“Pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky tidak membutuhkan F-16 sekarang. Tidak ada dasar yang menjadi alasan, menurut militer kami, sekarang, untuk menyediakan F-16,” ungkap Biden.
Rusia telah memperingatkan pengiriman senjata jarak jauh yang lebih canggih ke Ukraina oleh AS dan sekutunya dapat melewati “garis merah”, yang akan menyebabkan eskalasi besar.
Menurut Moskow, pasokan senjata, pembagian intelijen, dan pelatihan yang diberikan kepada pasukan Kiev secara de facto telah membuat negara-negara Barat menjadi pihak dalam konflik tersebut.
Ukraina Minta Bom Cluster MK-20
Infografis Bom Cluster MK-20 (sindonews)
Ukraina meminta bom cluster MK-20 kepada Amerika Serikat (AS). Permintaan senjata tersebut diajukan Ukraina untuk melawan Rusia di medan perang.
Komite Angkatan Bersenjata DPR Amerika Serikat mengatakan pejabat Ukraina mendesak anggota parlemen Amerika Serikat di Konferensi Keamanan Munich pada Februari 2023.
Ukraina berharap supaya permintaan tersebut segera diteruskan ke Gedung Putih. MK-20 yang juga dikenal dengan CBU 100 ini mempunyai sejumlah bahaya.
Berikut bahaya bom cluster mk-20 Amerika Serikat yang diminta Ukraina
1. Dilarang oleh Lebih dari 120 Negara
Senjata cluster dilarang penggunaannya oleh lebih dari 120 negara. Bom cluster ini di dalamya banyak bom kecil. Bom tersebut akan menyebar saat dilepaskan dari udara.
Diketahui, Ukraina meminta Amerika Serikat untuk mengirim bom cluster MK-20. Dalam pengoperasiannya, MK-20 dilepaskan dari udara. Selain itu, MK-20 berisi lebih dari 240 subamunisi seperti anak panah atau bom kecil.
Pada 2016, produksi MK-20 dihentikan. Hal tersebut setelah Amerika Serikat menghentikan penjualan ke Arab Saudi.
Meski begitu, kabarnya Amerika Serikat masih mempunyai lebih dari 1 juta MK-20 dalam gudang militernya.
2. Mengancam Keselamatan Warga SipiI
Penggunaan MK-20 dapat mengancam kehidupan warga sipil. Diketahui, bom cluster MK-20 ini melepaskan sejumlah bom kecil yang dapat membunuh siapa pun tanpa pandang bulu di kawasan yang luas hingga mengancam keselamatan warga.
Bahkan secara signifikan mempersulit proses pembersihan ranjau setelah perang berakhir.
Bom cluster ini digunakan dalam mode anti-tank dan untuk melawan kendaraan lapis baja. Tabung yang menahan bom di tengah penerbangan ini menjatuhkan subamunisi anti-tank berdaya ledak tinggi.
Ketinggian tabung diatur untuk menentukan pola penyebaran bom di bawah. Satu MK-20 mempunyai berat 600 gram dengan hulu ledak kumulatif yang dapat menembus lapisan pelindung setebal 190 milimeter. (sya)
sumber : https://garudamiliter.blogspot.com/
0 Response to "[Global] Pentagon Coba Sesuaikan Rudal AS dengan Jet Tempur Ukraina Era Soviet"
Post a Comment