✈ UCAV CH4 & ANKA TNI AU akan menerima 6 UCAV ANKA dari Turki, dimana sebagian unitnya akan dirakit di PTDI. (TAI)
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohammad Tonny Harjono mengatakan pihaknya akan melakukan modernisasi pesawat terbang tanpa awak (PTTA) atau nirawak.
Tonny mengatakan, fokus pesawat terbang tanpa awak ialah melakukan pemantauan dari jarak jauh terutama daerah konflik. Tentunya dengan mengandalkan teknologi satelit dalam memandu pesawat nirawak tersebut.
"Berharap pesawat PTTA berkemampuan satelit di mana kita melaksanakan beyond visual range, bisa menambah range, sehingga bisa menerbangkan di luar area yang kita pantau seperti Papua, bisa terbangkan dari luar Papua," jelasnya saat ditemui di kompleks Akademi Angkatan Udara (AAU) Jogja, Senin (22/4/2024).
Menurut Tonny, peran pesawat nirawak atau PTTA sangat penting dan strategis. Berkaca dari konflik di lingkup global, setiap negara yang terlibat telah menggunakan PTTA sebagai pemantau dan juga serangan cepat.
Khusus untuk TNI Angkatan Udara, pihaknya telah menyiapkan sejumlah spesifikasi PTTA. Fokusnya adalah tipe medium altitude long endurance, dengan fungsi mampu memantau seluruh penjuru udara nusantara dalam waktu yang lama.
"Kita juga akan mendapatkan penambahan pesawat terbang tanpa awak atau PTTA, kita nanti akan mendapatkan CH4, Anka, termasuk MALE atau Medium Altitude Long Endurance," kata Tonny.
Modernisasi alutsista TNI Angkatan Udara, lanjutnya, telah dilakukan secara berjenjang. Diawali dengan rencana strategis (Renstra) medio 2019-2024. Menyusul kemudian Postur Pertahanan medio 2025-2044. Dalam Postur ini terbagi menjadi lima Renstra.
"Kebetulan tahun ini kita memasuki Renstra 2019-2024, nanti 2025 sampai dengan 2044 kita menyusun konsep Postur Angkatan Udara yang dibagi menjadi 5 Renstra. Di situlah Angkatan Udara yang kita inginkan di 2044, kita masih menyusun dan menjaring informasi untuk Angkatan Udara," ujarnya.
Beberapa Renstra yang telah dan akan berjalan di antaranya yaitu rencana kedatangan skuadron Pesawat Rafale. Lalu Pesawat Angkut C-130 Hercules, Helikopter H225M Caracal, pesawat terbang tanpa awak (PTTA) Anka.
Ada pula pengadaan Radar GM 403 hingga Rudal Nasaam. Selain itu juga peningkatan kemampuan alutsista yang telah dimiliki, di antaranya program upgrade Falcon Star e-MLU pesawat F-16 dan modernisasi pesawat C-130 H Hercules.
"Tahun 2026 kedatangan pesawat tempur Rafale, kemudian selanjutnya bertahap sampai dengan 42 pesawat. Kemudian ada juga modernisasi radar, kita akan mendapatkan dukungan radar, kemudian A400 dan pesawat angkut kemudian AWACS, dan kita juga berharap akan ada penambahan pesawat transpor dan tanker," katanya.
Tonny berharap pemegang kebijakan khususnya kebijakan anggaran melirik soal pertahanan udara.
"Memang kami menyadari bahwa kekuatan Angkatan Udara sangat dipengaruhi dari kebijakan negara dalam mendukung anggaran, tetapi kami Angkatan Udara akan melakukan yang terbaik dalam menjaga kedaulatan nasional, udara khususnya," pungkas Tonny. (dil/rih)/
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohammad Tonny Harjono mengatakan pihaknya akan melakukan modernisasi pesawat terbang tanpa awak (PTTA) atau nirawak.
Tonny mengatakan, fokus pesawat terbang tanpa awak ialah melakukan pemantauan dari jarak jauh terutama daerah konflik. Tentunya dengan mengandalkan teknologi satelit dalam memandu pesawat nirawak tersebut.
"Berharap pesawat PTTA berkemampuan satelit di mana kita melaksanakan beyond visual range, bisa menambah range, sehingga bisa menerbangkan di luar area yang kita pantau seperti Papua, bisa terbangkan dari luar Papua," jelasnya saat ditemui di kompleks Akademi Angkatan Udara (AAU) Jogja, Senin (22/4/2024).
Menurut Tonny, peran pesawat nirawak atau PTTA sangat penting dan strategis. Berkaca dari konflik di lingkup global, setiap negara yang terlibat telah menggunakan PTTA sebagai pemantau dan juga serangan cepat.
Khusus untuk TNI Angkatan Udara, pihaknya telah menyiapkan sejumlah spesifikasi PTTA. Fokusnya adalah tipe medium altitude long endurance, dengan fungsi mampu memantau seluruh penjuru udara nusantara dalam waktu yang lama.
"Kita juga akan mendapatkan penambahan pesawat terbang tanpa awak atau PTTA, kita nanti akan mendapatkan CH4, Anka, termasuk MALE atau Medium Altitude Long Endurance," kata Tonny.
Modernisasi alutsista TNI Angkatan Udara, lanjutnya, telah dilakukan secara berjenjang. Diawali dengan rencana strategis (Renstra) medio 2019-2024. Menyusul kemudian Postur Pertahanan medio 2025-2044. Dalam Postur ini terbagi menjadi lima Renstra.
"Kebetulan tahun ini kita memasuki Renstra 2019-2024, nanti 2025 sampai dengan 2044 kita menyusun konsep Postur Angkatan Udara yang dibagi menjadi 5 Renstra. Di situlah Angkatan Udara yang kita inginkan di 2044, kita masih menyusun dan menjaring informasi untuk Angkatan Udara," ujarnya.
Beberapa Renstra yang telah dan akan berjalan di antaranya yaitu rencana kedatangan skuadron Pesawat Rafale. Lalu Pesawat Angkut C-130 Hercules, Helikopter H225M Caracal, pesawat terbang tanpa awak (PTTA) Anka.
Ada pula pengadaan Radar GM 403 hingga Rudal Nasaam. Selain itu juga peningkatan kemampuan alutsista yang telah dimiliki, di antaranya program upgrade Falcon Star e-MLU pesawat F-16 dan modernisasi pesawat C-130 H Hercules.
"Tahun 2026 kedatangan pesawat tempur Rafale, kemudian selanjutnya bertahap sampai dengan 42 pesawat. Kemudian ada juga modernisasi radar, kita akan mendapatkan dukungan radar, kemudian A400 dan pesawat angkut kemudian AWACS, dan kita juga berharap akan ada penambahan pesawat transpor dan tanker," katanya.
Tonny berharap pemegang kebijakan khususnya kebijakan anggaran melirik soal pertahanan udara.
"Memang kami menyadari bahwa kekuatan Angkatan Udara sangat dipengaruhi dari kebijakan negara dalam mendukung anggaran, tetapi kami Angkatan Udara akan melakukan yang terbaik dalam menjaga kedaulatan nasional, udara khususnya," pungkas Tonny. (dil/rih)/
✈ detik
sumber : https://garudamiliter.blogspot.com/
0 Response to "KSAU Ungkap TNI AU Akan Dapat Tambahan Pesawat Nirawak"
Post a Comment