Hal tersebut yang membuatnya terlihat angkuh di mata orang lain yang memiliki standart hidup di bawahnya. Dia tidak pernah memberikan perhatian kepada orang yang menurutnya tidak sejajar dengannya. Dia selalu mengencani wanita yang berkelas, berambut pirang, bermata biru, bertubuh sexy tentunya.
Hingga suatu hari dia mendapatkan trauma di kepalanya yang membuat penglihatannya menurun bahkan hilang sama sekali. Hitam, semua yang dia lihat. Tidak ada harapan dan hanya menghabiskan waktunya di rumah setelah pulang dari rumah sakit.
Hidupnya hancur. Dia tidak bisa lagi berpesta dengan teman – temannya atau bahkan pergi ke klub. Ke kamar mandi saja dia tidak tahu arah. Dia benar – benar frustasi, bahkan ibunya menjadi kewalahan menghadapinya. Hingga ibunya mencoba mencari pertolongan dengan orang lain di luar sana.
Datanglah Mia, seorang gadis biasa yang melamar pekerjaan itu dan mulai bekerja menjadi ‘pengasuh’ Sebastian. Dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, Mia membimbing Sebastian untuk menjalani hidupnya, mengajaknya berjalan – jalan walau hanya sekedar ke taman. Walau agak sulit di awal, namun Mia mampu ‘menaklukan’ Sebastian dan mampu mengambil hatinya.
Sebastian mulai tertarik dengan Mia dan mencari tahu seperti apa sosoknya dengan bertanya apa warna rambutnya, warna matanya, tubuhnya dan sebagainya. Karena Mia tahu seperti apa sosok yang Sebastian sukai, dia terpaksa berbohong dan mengatakan bahwa dia adalah wanita seperti apa yang dia bayangkan, berambut pirang, bermata biru dan sebagainya.
Datanglah Mia, seorang gadis biasa yang melamar pekerjaan itu dan mulai bekerja menjadi ‘pengasuh’ Sebastian. Dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, Mia membimbing Sebastian untuk menjalani hidupnya, mengajaknya berjalan – jalan walau hanya sekedar ke taman. Walau agak sulit di awal, namun Mia mampu ‘menaklukan’ Sebastian dan mampu mengambil hatinya.
Sebastian mulai tertarik dengan Mia dan mencari tahu seperti apa sosoknya dengan bertanya apa warna rambutnya, warna matanya, tubuhnya dan sebagainya. Karena Mia tahu seperti apa sosok yang Sebastian sukai, dia terpaksa berbohong dan mengatakan bahwa dia adalah wanita seperti apa yang dia bayangkan, berambut pirang, bermata biru dan sebagainya.
Hal itulah yang membuat Sebastian semakin senang dengan Mia. Mia berpikir itu bukan masalah selama Sebastian tidak dapat melihat. Semakin hari, Sebastian semakin nyaman dengan Mia, menghabiskan waktu bersama, menikmati hidup walau dalam kegelapan.
Hingga suatu hari, Sebastian mendapat kabar dari dokternya bahwa tidak lama lagi dia akan segera melakukan operasi untuk matanya agar dapat kembali melihat. Hal itu sangat membuat dirinya bersemangat, salah satunya adalah ingin melihat Mia.
Hingga suatu hari, Sebastian mendapat kabar dari dokternya bahwa tidak lama lagi dia akan segera melakukan operasi untuk matanya agar dapat kembali melihat. Hal itu sangat membuat dirinya bersemangat, salah satunya adalah ingin melihat Mia.
Mendengar hal itu perasaan Mia menjadi kalut, dia harus mengambil keputusan apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Setelah menjalani operasi mata, Sebastian pun segera mencari di mana Mia berada, karena Mia sungguh tidak ingin menunjukkan siapa jati diri sebenarnya, walau pada akhirnya Mia memberi tahu seperti apa dia sebenarnya.
(ta)
0 Response to "EGO: Ketika Cinta Lebih Indah Tanpa Melihat"
Post a Comment