Dosa Sejarawan Kepada Umat Islam

Jurnalmuslim.com - Sayangnya, sejarah selalu ditulis tidak obyektif. Peran umat Islam yang sangat sentral dihapus atau dikecilkan, kalaupun tetap tercatat, ia hanya terbaca dalam bingkai nasionalisme sempit. Seolah-olah para pahlawan berjuang hanya untuk mempertahankan tapal tanah yang tergeser, bukan karena semangat Islam.

illustrasi

Salah satu contoh nyata dari penghapusan peran Islam dalam kancah sejarah adalah apa yang dialami oleh Sarikat Islam (16 Oktober 1905). Sejarah mencatat bahwa organisasi penggagas kebangkitan adalah organisasi Boedi Oetomo (20 Mei 1908). Setiap tahun hari lahirnya diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Padahal organisasi tersebut hanyalah organisasi priyayi yang rasis. Yang hanya beranggotakan kalangan elit jawa dan tidak menyentuh seluruh lapisan masyarakat.

Padahal kalau mereka jujur, hari jadi SI -lah yang seharusnya lebih pantas untuk dikenang sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Karena ia lebih awal berdiri, memiliki anggota di seluruh wilayah Nusantara, dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat.

Artikel ini adalah kelanjutan dari postingan:
Syari'at Islam, Spirit Para Pahlawan
Jihad, Senjata Perlawanan Kaum Muslimin
Dosa Sejarawan Kepada Umat Islam
Syari'at Islam Harga Mati


Diambil dari Majalah An Najah Edisi 129 | Syawal - Dzulqo'dah 1437 H | Agustus 2016

sumber : http://www.jurnalmuslim.com

0 Response to "Dosa Sejarawan Kepada Umat Islam"

Post a Comment