Salah satu ABK yang berhasil kabur, Muhamad Sofyan (REUTERS/Stringer)
Dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera sejak Juli lalu, Mohamad Sofyan dan Ismail berhasil melarikan diri karena memanfaatkan situasi baku tembak antara aparat Filipina dengan kelompok bersenjata Abu Sayyaf.
Mohamad Sofyan merupakan awak Tug Boat Charles berhasil melarikan diri pada Rabu 17 Agustus 2016 dini hari, sedangkan Ismail berhasil melarikan diri pada Kamis 18 Agustus lalu.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso mengatakan, hingga kini militer Filipina masih menggempur kelompok Abu Sayyaf. "Itu menyebabkan mereka pindah sana pindah sini. Makanya ada kesempatan yang dianggap bagus, dua orang itu memanfaatkan kesempatan itu," ujar Sutiyoso di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/8/2016).
Dia menyampaikan, pihaknya terus memantau perkembangan upaya Filipina dalam membebaskan para sandera. Namun, diakuinya pergerakan militer Indonesia di wilayah Filipina sangat terbatas oleh aturan otoritas negara tersebut.
"Ya kita terus monitor, berusaha maksimal berupaya untuk membebaskan mereka bagaimanapun caranya. Kecuali kita disuruh bayar, kita enggak mau," ucapnya.
Monitor Terus
Markas Abu Sayyaf diduga berada di bawah tanah [CNNphilippines]
Militer Filipina sudah mengetahui markas besar kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Perkembangan ini merupakan bukti keseriusan militer Filipina dalam berupaya membebaskan Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf.
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan, pihaknya terus menjalin konunikasi dengan pihak Filipina untuk mendapatkan informasi terbaru. Informasi, kata dia terus diperbarui guna mengetahui perkembangan WNI yang disandera.
"Kemarin di Basilan itu ditemukan markas besarnya ada di dalam tanah. Jadi Basilan sudah bersih. Tinggal (Pulau) Sulu," ungkap Ryamizard usai menghadiri Apel Nasional Bela Negara, di Silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (23/8/2016).
Menurutnya, selama operasi militer yang dilakukan tentara Filipina, sebanyak 300 anggota kelompok bersenjata Abu Sayyaf tewas. Jumlah itu, belum ditambah dengan anggota yang luka-luka mencapai 130 orang.
"Jadi cukup signifikan kita berterima kasih pada Pemerintah Filipina yang benar-benar serius menangani ini," ucapnya.
Namun, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) mengaku belum mendapat informasi terbaru mengenai sembilan WNI yang masih disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Dia hanya memastikan para WNI yang disandera dalam kondisi sehat.
"Beliau (Menhan Filipina) melihat kesempatan (kelompok Abu Sayyaf) lari. Nah itu akibat dari tekanan pasukan Filipina," tandasnya. (kur)
Dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera sejak Juli lalu, Mohamad Sofyan dan Ismail berhasil melarikan diri karena memanfaatkan situasi baku tembak antara aparat Filipina dengan kelompok bersenjata Abu Sayyaf.
Mohamad Sofyan merupakan awak Tug Boat Charles berhasil melarikan diri pada Rabu 17 Agustus 2016 dini hari, sedangkan Ismail berhasil melarikan diri pada Kamis 18 Agustus lalu.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso mengatakan, hingga kini militer Filipina masih menggempur kelompok Abu Sayyaf. "Itu menyebabkan mereka pindah sana pindah sini. Makanya ada kesempatan yang dianggap bagus, dua orang itu memanfaatkan kesempatan itu," ujar Sutiyoso di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/8/2016).
Dia menyampaikan, pihaknya terus memantau perkembangan upaya Filipina dalam membebaskan para sandera. Namun, diakuinya pergerakan militer Indonesia di wilayah Filipina sangat terbatas oleh aturan otoritas negara tersebut.
"Ya kita terus monitor, berusaha maksimal berupaya untuk membebaskan mereka bagaimanapun caranya. Kecuali kita disuruh bayar, kita enggak mau," ucapnya.
Monitor Terus
Markas Abu Sayyaf diduga berada di bawah tanah [CNNphilippines]
Militer Filipina sudah mengetahui markas besar kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Perkembangan ini merupakan bukti keseriusan militer Filipina dalam berupaya membebaskan Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf.
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan, pihaknya terus menjalin konunikasi dengan pihak Filipina untuk mendapatkan informasi terbaru. Informasi, kata dia terus diperbarui guna mengetahui perkembangan WNI yang disandera.
"Kemarin di Basilan itu ditemukan markas besarnya ada di dalam tanah. Jadi Basilan sudah bersih. Tinggal (Pulau) Sulu," ungkap Ryamizard usai menghadiri Apel Nasional Bela Negara, di Silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (23/8/2016).
Menurutnya, selama operasi militer yang dilakukan tentara Filipina, sebanyak 300 anggota kelompok bersenjata Abu Sayyaf tewas. Jumlah itu, belum ditambah dengan anggota yang luka-luka mencapai 130 orang.
"Jadi cukup signifikan kita berterima kasih pada Pemerintah Filipina yang benar-benar serius menangani ini," ucapnya.
Namun, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) mengaku belum mendapat informasi terbaru mengenai sembilan WNI yang masih disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Dia hanya memastikan para WNI yang disandera dalam kondisi sehat.
"Beliau (Menhan Filipina) melihat kesempatan (kelompok Abu Sayyaf) lari. Nah itu akibat dari tekanan pasukan Filipina," tandasnya. (kur)
sumber : https://garudamiliter.blogspot.com/
0 Response to "Dua WNI Lolos Saat Militer Filipina dan Abu Sayyaf Baku Tembak"
Post a Comment