Jurnalmuslim.com - Hanya gara-gara meminta agar suara atau volume musik hiburan perayaan HUT Pemkab Labuhanbatu ke-71 dikecilkan saat adzan Dzuhur, seorang pemuda Eka Ramadhana (20) diamankan pihak panitia dan sejumlah aparat kepolisian setempat.
Informasi dirangkum, Senin (17/10) Pemkab Labuhanbatu merayakan hari jadi pemerintahannya di lapangan Ikabina Rantauprapat, tepatnya diseberang Mapolres Labuhanbatu yang dimulai sejak pagi hingga siang.
Namun saat memasuki adzan Dzuhur, panitia tetap melangsungkan kegiatan yang telah masuk persembahan tarian berbagai etnis. Padahal suara adzan dari masjid Muhsinin yang hanya berjarak sekitar 25 meter terus berkumandang.
Entah bagaimana, Eka warga sekitar mendatangi protokol diatas pentas dan menyarankan agar berhenti sementara, tetapi dia disarankan agar menemui panitia dibagian podium depan pentas.
Disana, pemuda lajang tersebut malah disarankan agar kembali menemui protokol di pentas. Mungkin dikarenakan tidak diindahkan, pemuda anak pertama itupun sempat mengeluarkan kata-kata tidak pantas.
Selanjutnya, pemuda itupun meninggalkan lokasi dan melangkah menuju arah masjid Muhsinin. Disanalah dia dikejar puluhan panitia, sejumlah petugas dari Satpol PP serta aparat dari Mapolres Labuhanbatu.
Setelah disergap layaknya penjahat pelaku tindak kriminal, Eka yang tinggal berseberangan dengan pagar lapangan Ikabina digiring ke Mapolres Labuhanbatu dengan cara mengapit lehernya oleh tangan petugas.
Aksi pengamanan pemuda itu akhirnya menimbulkan riak ditengah masyarakat. Puluhan warga akhirnya mendatangi Mapolres Labuhanbatu untuk meminta dilepaskan. Belakangan, pemuda yang sering adzan di masjid Muhsinin itu dilepaskan.
Eka Ramadhana yang dijumpai dirumahnya mengaku, awalnya dia meminta kepada panitia di pentas agar mengeciljan suara musik karena adzan sedang berkumandang. Namun dia disarankan menemui panitia di tribun tempat dimana undangan duduk.
Setelah ditemuinya dan kembali menyarankan agar mengecilkan suara soundsystem, oknum petugas Satpol PP memarahinya. Disanalah terjadi argumen hingga akhirnya dia dikejar puluhan panitia maupun aparat polisi.
“Saya hanya minta suara loudspekernya dikecilkan, karena pas adzan, tapi malah dimarahi. Tidak ada saya memaki, cuma pas mau shalat saya dikejar, ya larilah saya dan ditangkap ramai-ramai,” aku Eka yang terlihat masih terkesan trauma dengan apa yang dialaminya.
Sementara, orang tua pemuda, Kamaluddin ditemui dikediamannya mengakui dirinya mendapat kabar saat bekerja. Mendengar anaknya diamankan petugas, dirinya memacu sepedamotornya dengan kencang.
Setibanya dirumah, Kamaluddin bersama sejumlah warga mendatangi Mapolres Labuhanbatu dan menjelaskan bahwa anaknya juga sering adzan di masjid Mapolres Labuhanbatu.
Dia sendiri mengakui anaknya kerap adzan di masjid Muhsinin menggantikan dirinya. “Saya jelaskan barulah mereka mengerti, untung tidak dipukuli. Mahunya panitiapun sadar sudah jam shalat,” terangnya kesal.
Sejumlah masyarakat yang masih memberikan semangat kepada Eka menyesalkan sikap panitia. Mereka beranggapan panitia yang dipercayakan menggelar acara tidak mempertimbangkan saat adzan shalat Dzuhur.
Bupati Pemkab Labuhanbatu, H Pangonal Harahap dimintai tanggapan sesaat akan memasuki mobil usai acara mengatakan itu merupakan bukan insiden. “Itu bukan insiden, cuma hanya kekhilafan. Sudah saya panggil tadi panitianya,” aku Pangonal.
Sementara, Plt Sekda, Ahmad Muflih mengaku kurang mengetahui pasti kejadian itu. “Bukan mematikan soundsystem, mungkin cakapnya agak keras. Tapi coba tanya ketua panitia pak Sarbaini, dia yang faham,” pintanya kepada wartawan.
Sedangkan Ketua Panitia Peringatan HUT ke-71 yang juga sebagai Assisten I Pemkab Labuhanbatu, Sarbaini, dimintai tanggapannya mengapa saat adzan di masjid tetap menghidupkan suara musik, enggan berkomentar. Pesan yang dilayangkan ke ponselnya, tidak kunjung dibalasnya
Insiden tersebutpun menjadi gunjingan, baik dikalangan pengunjung maupun pegawai yang hadir saat itu serta tontonan gratis. Jika panitia matang dalam merencanakan tahapan kegiatan dan memahami lokasi yang berdekatan dengan dua masjid disana, hal itu tidak akan terjadi.
“Bikin malu itu ah, apapun ceritanya itu kesalahan panitia. Seharusnya panitia tahu itu jam shalat. Masak tak dipikirkan dan suara adzan dari dua masjid tadi, saya saja mendengarnya, jelas kalipun. Selaku PNS sayapun malu,” terang pengunjung. (Ari)
sumber : http://www.jurnalmuslim.com
Home » Islam
» Wallahu Musta'an, Minta Musik Dimatikan Saat Adzan, Pemuda Muslim ini Ditangkap Pemkab Labuhbatu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Wallahu Musta'an, Minta Musik Dimatikan Saat Adzan, Pemuda Muslim ini Ditangkap Pemkab Labuhbatu"
Post a Comment