Termasuk untuk AntiterorIlustrasi ●
Mabes TNI mengajukan anggaran untuk Rancangan APBN 2019 sebesar Rp 107 Triliun. Anggaran tersebut dialokasikan untuk pembangunan sarana hingga pembentukan organisasi baru anti-terorisme, Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopsusgab) TNI.
"Kita hanya membahas mengajukan pagu anggaran, pagu anggaran yang sudah disetujui Rp 106 (triliun) koma sekian, kemudian kita minta tambahan Rp 107(triliun) koma sekian," jelas Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (5/9/2018).
"Itu utamanya untuk pembangunan organisasi baru di wilayah timur di Sulsel, Papua, Sorong, kemudian pembentukan organisasi baru seperti koopsus TNI itu sudah dialokasikan," sambungnya.
Hadi merinci, dari Rp 107 Triliun, sebesar Rp 1,5 Triliun digunakan untuk organisasi baru itu. Uang tersebut dikhususkan untuk pembangunan sarana hingga perlengkapan senjata.
"Koopsus TNI itu Rp 1,5 trilun terdiri untuk pembangunan sarana dan prasarana, pemilihan material khusus, senjata dan perlengkapan lainnya," kata Hadi.
Hadi juga menuturkan, fokus anggaran di 2019 itu akan lebih banyak ke pembangunan infrastruktur dan juga melengkapi material untuk pasukan khusus.
"Yang paling banyak adalah untuk pembangunan infrastruktur kemudian melengkapi material khusus, karena kalau pasukan khusus beda dengan yang lain, harus memiliki material khusus," ucap dia.
Anggaran yang paling besar dari alokasi TNI menurutnya juga akan dikeluarkan untuk pengadaan alutista. Anggaran TNI ini masuk dalam pagu anggaran Kementerian Pertahanan.
"Pengadaan lah. Masih sesuai dengan renstra, renstra dan target kita 2019 itu mencapai 72 persen sekarang baru 71,6 itu kan semua di Kemhan untuk pengadaan alutista," urai Hadi.
Mabes TNI mengajukan anggaran untuk Rancangan APBN 2019 sebesar Rp 107 Triliun. Anggaran tersebut dialokasikan untuk pembangunan sarana hingga pembentukan organisasi baru anti-terorisme, Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopsusgab) TNI.
"Kita hanya membahas mengajukan pagu anggaran, pagu anggaran yang sudah disetujui Rp 106 (triliun) koma sekian, kemudian kita minta tambahan Rp 107(triliun) koma sekian," jelas Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (5/9/2018).
"Itu utamanya untuk pembangunan organisasi baru di wilayah timur di Sulsel, Papua, Sorong, kemudian pembentukan organisasi baru seperti koopsus TNI itu sudah dialokasikan," sambungnya.
Hadi merinci, dari Rp 107 Triliun, sebesar Rp 1,5 Triliun digunakan untuk organisasi baru itu. Uang tersebut dikhususkan untuk pembangunan sarana hingga perlengkapan senjata.
"Koopsus TNI itu Rp 1,5 trilun terdiri untuk pembangunan sarana dan prasarana, pemilihan material khusus, senjata dan perlengkapan lainnya," kata Hadi.
Hadi juga menuturkan, fokus anggaran di 2019 itu akan lebih banyak ke pembangunan infrastruktur dan juga melengkapi material untuk pasukan khusus.
"Yang paling banyak adalah untuk pembangunan infrastruktur kemudian melengkapi material khusus, karena kalau pasukan khusus beda dengan yang lain, harus memiliki material khusus," ucap dia.
Anggaran yang paling besar dari alokasi TNI menurutnya juga akan dikeluarkan untuk pengadaan alutista. Anggaran TNI ini masuk dalam pagu anggaran Kementerian Pertahanan.
"Pengadaan lah. Masih sesuai dengan renstra, renstra dan target kita 2019 itu mencapai 72 persen sekarang baru 71,6 itu kan semua di Kemhan untuk pengadaan alutista," urai Hadi.
★ detik
sumber : https://garudamiliter.blogspot.com/
0 Response to "TNI Ajukan Anggaran Rp 107 T di RAPBN 2019"
Post a Comment