Jenderal Besar Amerika meminta Washington dan sekutunya mempercepat upaya melawan upaya dominasi BeijingFC31 China, dikabarkan China baru menguji terbang pesawat J-35 yang disebut-sebut sebagai pengembangan lebih lanjut J-31 [nationalinterest] ★
Hanya masalah waktu, China menggantikan Amerika Serikat sebagai negara yang paling top dalam hal militer. Jenderal Besar Amerika, memperingatkan hal ini dan meminta Washington dan sekutunya mempercepat upaya melawan upaya dominasi Beijing.
Jenderal John Hyten, Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan dan Perwira Militer paling senior kedua di Washington, mengatakan kebangkitan pesat militer China ini menakjubkan.
"Kecepatan mereka bergerak dan trajectory yang mereka tempuh akan melampaui Rusia dan Amerika Serikat jika kita tidak melakukan sesuatu untuk mengubahkan. Kita harus melakukan sesuatu," katanya mengutip, VOA News, Minggu (31/10/2021).
Perwira tinggi ini mengonfirmasi bahwa China menguji sistem senjata hipersonik pada bulan Juli, dengan mengirim pesawat layang ke penjuru dunia dengan kecepatan lima kali kecepatan suara.
Jenderal Mark Milley, Ketua Kepala Staf Gabungan AS, mengatakan tes yang dilakukan China sangat memprihatinkan, saat wawancara dengan televisi Bloomberg.
"Saya tidak tahu apakah ini seperti momen Sputnik, tapi saya pikir ini sangat dekat dengan itu," jelas Milley merujuk pada peluncuran satelit buatan pertama di dunia oleh Rusia pada 1950 an, yang itu memicu perlombaan pergi ke luar angkasa hingga beberapa dekade berikutnya.
Miller tidak mau membeberkan detail tentang hypersonic test China dengan mengatakan informasi itu rahasia. Hanya saja dia mengakui dengan melakukan tes seperti itu cara China mengirim pesan.
Ilustrasi rudal hipersonik milik AS, Mach 5. (DW News)
"Semua senjata hipersonik yang mereka buat, senjata nuklir yang mereka buat tidak dimaksudkan untuk penduduk mereka sendiri. Ini dimaksudkan untuk AS dan kita harus berasumsi itu serta harus membuat rencana karena hal itu," jelasnya.
Hyten mengatakan keyakinan saat ini program hipersonik AS sendiri lebih maju, meskipun dia mengemukakan kekhawatiran bahwa hal itu bisa berubah.
"Dalam lima tahun terakhir, AS telah melakukan tes hipersonik, sementara orang China telah melakukan ratusan," kata Hyten.
Selain itu Hyten juga mengulangi kekhawatiran yang ia isyaratkan sebagai Komando Strategis AS, bahwa kemampuan AS untuk bertahan melawan senjata hipersonik dari China dan Rusia perlu ditingkatkan.
Terlepas dari kemajuan militer China, Hyten juga menyebut Rusia tetap menjadi ancaman eksistensial terbesar bagi AS. Karena memiliki 1.500 senjata nuklir.
"Mereka memiliki 1.500 senjata nuklir yang dikerahkan, sementara China punya setidaknya 20% dari itu. Jadi anda juga harus khawatir dengan Rusia," katanya.
"Rusia juga sudah memiliki kemampuan hipersonik operasional dengan senjata nuklir. Dan mereka terus bereksperimen dengan hipersonik, meski tidak secepat China," katanya. (cha/cha)
Hanya masalah waktu, China menggantikan Amerika Serikat sebagai negara yang paling top dalam hal militer. Jenderal Besar Amerika, memperingatkan hal ini dan meminta Washington dan sekutunya mempercepat upaya melawan upaya dominasi Beijing.
Jenderal John Hyten, Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan dan Perwira Militer paling senior kedua di Washington, mengatakan kebangkitan pesat militer China ini menakjubkan.
"Kecepatan mereka bergerak dan trajectory yang mereka tempuh akan melampaui Rusia dan Amerika Serikat jika kita tidak melakukan sesuatu untuk mengubahkan. Kita harus melakukan sesuatu," katanya mengutip, VOA News, Minggu (31/10/2021).
Perwira tinggi ini mengonfirmasi bahwa China menguji sistem senjata hipersonik pada bulan Juli, dengan mengirim pesawat layang ke penjuru dunia dengan kecepatan lima kali kecepatan suara.
Jenderal Mark Milley, Ketua Kepala Staf Gabungan AS, mengatakan tes yang dilakukan China sangat memprihatinkan, saat wawancara dengan televisi Bloomberg.
"Saya tidak tahu apakah ini seperti momen Sputnik, tapi saya pikir ini sangat dekat dengan itu," jelas Milley merujuk pada peluncuran satelit buatan pertama di dunia oleh Rusia pada 1950 an, yang itu memicu perlombaan pergi ke luar angkasa hingga beberapa dekade berikutnya.
Miller tidak mau membeberkan detail tentang hypersonic test China dengan mengatakan informasi itu rahasia. Hanya saja dia mengakui dengan melakukan tes seperti itu cara China mengirim pesan.
Ilustrasi rudal hipersonik milik AS, Mach 5. (DW News)
"Semua senjata hipersonik yang mereka buat, senjata nuklir yang mereka buat tidak dimaksudkan untuk penduduk mereka sendiri. Ini dimaksudkan untuk AS dan kita harus berasumsi itu serta harus membuat rencana karena hal itu," jelasnya.
Hyten mengatakan keyakinan saat ini program hipersonik AS sendiri lebih maju, meskipun dia mengemukakan kekhawatiran bahwa hal itu bisa berubah.
"Dalam lima tahun terakhir, AS telah melakukan tes hipersonik, sementara orang China telah melakukan ratusan," kata Hyten.
Selain itu Hyten juga mengulangi kekhawatiran yang ia isyaratkan sebagai Komando Strategis AS, bahwa kemampuan AS untuk bertahan melawan senjata hipersonik dari China dan Rusia perlu ditingkatkan.
Terlepas dari kemajuan militer China, Hyten juga menyebut Rusia tetap menjadi ancaman eksistensial terbesar bagi AS. Karena memiliki 1.500 senjata nuklir.
"Mereka memiliki 1.500 senjata nuklir yang dikerahkan, sementara China punya setidaknya 20% dari itu. Jadi anda juga harus khawatir dengan Rusia," katanya.
"Rusia juga sudah memiliki kemampuan hipersonik operasional dengan senjata nuklir. Dan mereka terus bereksperimen dengan hipersonik, meski tidak secepat China," katanya. (cha/cha)
➶ CNBC
sumber : https://garudamiliter.blogspot.com/
0 Response to "[Global] Militer China Maju Pesat 'Raksasa' Baru Dunia"
Post a Comment