⚓️ Singapore Airshow 2024 FREMM Bergamini class (RID)
Kementerian Pertahanan Indonesia (MoD) telah mengajukan proposal kepada Kementerian Keuangan, meminta untuk membatalkan persetujuan pinjaman luar negeri yang dialokasikan untuk pesawat peringatan dini dan pengendalian udara (AEW&C) dan 15 program pengadaan kecil lainnya.
Sebaliknya, Kementerian Pertahanan ingin alokasi ini dialihkan ke upaya yang telah lama tertunda untuk melengkapi TNI Angkatan Laut dengan fregat Frégate Européenne Multi-Mission (FREMM), menurut surat tertanggal 9 Desember 2023 antara kedua kementerian. Salinan surat ini diberikan kepada Janes di Singapore Airshow 2024 oleh sumber pemerintah.
Pada tahun 2023 pemerintah Indonesia telah menyetujui 16 program pengadaan pertahanan untuk didanai dengan pinjaman yang bersumber dari pemberi pinjaman asing. Hal ini termasuk persetujuan untuk mengambil pinjaman luar negeri hingga USD 800 juta untuk pengadaan pesawat AEW&C dalam jumlah yang tidak diketahui.
15 program lainnya, yang persetujuannya untuk mengambil pinjaman luar negeri telah diberikan, termasuk rencana pengadaan rudal anti-udara VL MICA senilai USD 144 juta, yang kemungkinan akan digunakan untuk fregat kelas Martadinata, dan inisiatif senilai USD 48 juta untuk memperoleh senjata sistem artileri pertahanan udara gerak sendiri.
Proses pengadaan formal untuk seluruh 16 program belum dimulai, dan nilai total proyek-proyek ini diperkirakan berjumlah sekitar USD 25 miliar.
“Untuk memenuhi prioritas terkait kesiapan angkatan bersenjata di tengah situasi keamanan yang dinamis, diminta agar Kementerian Keuangan menyetujui permintaan ini dan menyetujui alternatif alokasi pinjaman luar negeri yang diminta Kementerian Pertahanan,” bunyi surat yang ditandatangani oleh Kementerian Pertahanan. Direktur Jenderal Akuisisi Pertahanan Kemhan, Supo Dwi Diantara.
“Jumlah pinjaman luar negeri yang akan diambil akan tetap sama meskipun ada peralihan,” tambah surat itu.
Kementerian Pertahanan Indonesia (MoD) telah mengajukan proposal kepada Kementerian Keuangan, meminta untuk membatalkan persetujuan pinjaman luar negeri yang dialokasikan untuk pesawat peringatan dini dan pengendalian udara (AEW&C) dan 15 program pengadaan kecil lainnya.
Sebaliknya, Kementerian Pertahanan ingin alokasi ini dialihkan ke upaya yang telah lama tertunda untuk melengkapi TNI Angkatan Laut dengan fregat Frégate Européenne Multi-Mission (FREMM), menurut surat tertanggal 9 Desember 2023 antara kedua kementerian. Salinan surat ini diberikan kepada Janes di Singapore Airshow 2024 oleh sumber pemerintah.
Pada tahun 2023 pemerintah Indonesia telah menyetujui 16 program pengadaan pertahanan untuk didanai dengan pinjaman yang bersumber dari pemberi pinjaman asing. Hal ini termasuk persetujuan untuk mengambil pinjaman luar negeri hingga USD 800 juta untuk pengadaan pesawat AEW&C dalam jumlah yang tidak diketahui.
15 program lainnya, yang persetujuannya untuk mengambil pinjaman luar negeri telah diberikan, termasuk rencana pengadaan rudal anti-udara VL MICA senilai USD 144 juta, yang kemungkinan akan digunakan untuk fregat kelas Martadinata, dan inisiatif senilai USD 48 juta untuk memperoleh senjata sistem artileri pertahanan udara gerak sendiri.
Proses pengadaan formal untuk seluruh 16 program belum dimulai, dan nilai total proyek-proyek ini diperkirakan berjumlah sekitar USD 25 miliar.
“Untuk memenuhi prioritas terkait kesiapan angkatan bersenjata di tengah situasi keamanan yang dinamis, diminta agar Kementerian Keuangan menyetujui permintaan ini dan menyetujui alternatif alokasi pinjaman luar negeri yang diminta Kementerian Pertahanan,” bunyi surat yang ditandatangani oleh Kementerian Pertahanan. Direktur Jenderal Akuisisi Pertahanan Kemhan, Supo Dwi Diantara.
“Jumlah pinjaman luar negeri yang akan diambil akan tetap sama meskipun ada peralihan,” tambah surat itu.
⚓️ Jane's
sumber : https://garudamiliter.blogspot.com/
0 Response to "Indonesia Mengusulkan Penundaan Program AEW&C Untuk Mendanai FREMM"
Post a Comment