Home of RajawaliPesawat C-130J kedua TNI AU dengan nomor A-1340 (Lockheed Martin) ✈️
Home of Rajawali, begitulah julukan yang disematkan pada Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Saat ini, Skadron Udara 31 menjadi homebase bagi pesawat angkut berat militer terbaru milik TNI Angkatan Udara (TNI AU), yaitu pesawat C-130J Super Hercules.
Sebagai salah satu unsur kekuatan angkut TNI AU, keberadaan Skadron Udara 31 memiliki nilai strategis, salah satunya saat TNI AU membutuhkan armada transportasi udara untuk mengangkut personel hingga logistik; atau saat TNI AU menjalankan misi kemanusiaan pemerintah Indonesia.
Menilik sejarahnya, pembentukan skadron ini tidak terlepas dari kebutuhan TNI AU terhadap fasilitas pesawat angkut C-130B Hercules yang baru dibeli pemerintah Indonesia dari Amerika Serikat (AS). Pesawat C-130B Hercules merupakan pesawat pertama bermotor empat (turboprop) yang digunakan AURI saat itu, sehingga perlu dipersiapkan terlebih dahulu sarana serta fasilitas pendukungnya.
TNI AU dalam keterangan resminya yang dikutip dari Instagram @militer.udara menjelaskan, pembentukan Skadron Udara 31 merupakan pengembangan dari Skadron Percobaan Pengangkut Jarak Jauh, yang dibentuk pada 1 Juni 1960. Pembentukan skadron tersebut didasari oleh Keputusan Menteri/Kepala Staf Angkatan Udara Nomor 433 Tahun 1960 tentang pembentukan Kesatuan Skadron Percobaan C-130 Hercules. Skadron Percobaan Pengangkut Jarak Jauh berada langsung di bawah Komando Operasional dan memiliki homebase di Pangkalan Udara Kemayoran.
Setahun berselang, tepatnya pada 4 April 1961, Menteri/Pangau Laksamana Udara R. Soerjadi Soejadarma meresmikan pendirian Skadron Udara 31 Pengangkut Berat Jarak Jauh, yang berkedudukan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Letkol Kolonel Udara Susanto kemudian ditunjuk sebagai komandannya dengan 10 pesawat C-130B Hercules menjadi kekuatan Skadron Udara 31.
Selanjutnya, TNI AU menambah jumlah armada pesawat Hercules di tahun 1981 sehingga pemimpin TNI AU memutuskan untuk membagi pesawat-pesawat tersebut menjadi dua skadron, yaitu Skadron Udara 31 di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta sebagai homebase bagi C-130H long body; sementara C-130H short body ditempatkan di Skadron Udara 32 yang berkedudukan di Lanud Abdulrachman Saleh Malang.
Selama perjalanan pengabdiannya untuk TNI AU, Skadron Udara 31 telah menorehkan beragam tinta emas keberhasilan tugas. Yang terbaru, pada periode 2023-2024, Home of Rajawali mendapat amanah untuk mengantarkan bantuan logistik kemanusiaan pemerintah Indonesia yang diperuntukkan bagi rakyat Palestina di jalur Gaza. Keberhasilan misi tersebut tidak hanya menjadi kebanggaan bagi TNI AU, tapi bagi seluruh rakyat Indonesia. (yas)
Home of Rajawali, begitulah julukan yang disematkan pada Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Saat ini, Skadron Udara 31 menjadi homebase bagi pesawat angkut berat militer terbaru milik TNI Angkatan Udara (TNI AU), yaitu pesawat C-130J Super Hercules.
Sebagai salah satu unsur kekuatan angkut TNI AU, keberadaan Skadron Udara 31 memiliki nilai strategis, salah satunya saat TNI AU membutuhkan armada transportasi udara untuk mengangkut personel hingga logistik; atau saat TNI AU menjalankan misi kemanusiaan pemerintah Indonesia.
Menilik sejarahnya, pembentukan skadron ini tidak terlepas dari kebutuhan TNI AU terhadap fasilitas pesawat angkut C-130B Hercules yang baru dibeli pemerintah Indonesia dari Amerika Serikat (AS). Pesawat C-130B Hercules merupakan pesawat pertama bermotor empat (turboprop) yang digunakan AURI saat itu, sehingga perlu dipersiapkan terlebih dahulu sarana serta fasilitas pendukungnya.
TNI AU dalam keterangan resminya yang dikutip dari Instagram @militer.udara menjelaskan, pembentukan Skadron Udara 31 merupakan pengembangan dari Skadron Percobaan Pengangkut Jarak Jauh, yang dibentuk pada 1 Juni 1960. Pembentukan skadron tersebut didasari oleh Keputusan Menteri/Kepala Staf Angkatan Udara Nomor 433 Tahun 1960 tentang pembentukan Kesatuan Skadron Percobaan C-130 Hercules. Skadron Percobaan Pengangkut Jarak Jauh berada langsung di bawah Komando Operasional dan memiliki homebase di Pangkalan Udara Kemayoran.
Setahun berselang, tepatnya pada 4 April 1961, Menteri/Pangau Laksamana Udara R. Soerjadi Soejadarma meresmikan pendirian Skadron Udara 31 Pengangkut Berat Jarak Jauh, yang berkedudukan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Letkol Kolonel Udara Susanto kemudian ditunjuk sebagai komandannya dengan 10 pesawat C-130B Hercules menjadi kekuatan Skadron Udara 31.
Selanjutnya, TNI AU menambah jumlah armada pesawat Hercules di tahun 1981 sehingga pemimpin TNI AU memutuskan untuk membagi pesawat-pesawat tersebut menjadi dua skadron, yaitu Skadron Udara 31 di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta sebagai homebase bagi C-130H long body; sementara C-130H short body ditempatkan di Skadron Udara 32 yang berkedudukan di Lanud Abdulrachman Saleh Malang.
Selama perjalanan pengabdiannya untuk TNI AU, Skadron Udara 31 telah menorehkan beragam tinta emas keberhasilan tugas. Yang terbaru, pada periode 2023-2024, Home of Rajawali mendapat amanah untuk mengantarkan bantuan logistik kemanusiaan pemerintah Indonesia yang diperuntukkan bagi rakyat Palestina di jalur Gaza. Keberhasilan misi tersebut tidak hanya menjadi kebanggaan bagi TNI AU, tapi bagi seluruh rakyat Indonesia. (yas)
✈️ IDM
sumber : https://garudamiliter.blogspot.com/
0 Response to "Rekam Jejak Pembentukan Skadron Udara 31"
Post a Comment