💣  Kembangkan alutsista standard NATO  Bom standard NATO, BNT-250 (Dahana)
Bom standard NATO, BNT-250 (Dahana)
PT Dahana menandatangani perjanjian kerja sama (Perjama) Penelitian dan Pengembangan Materiel bersama Dislitbangau dan PT Sari Bahari.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT Dahana, Hary Irmawan, Kepala Dislitbangau, Marsekal Pertama TNI Ir. Teguh Dharmawan, M.T., dan Direktur Utama PT Sari Bahari, Ir. Ricky Hendrik Egam di Dislitbangau, Bandung, pada Senin, 15 September 2025.
Dalam sambutannya, Hary Irmawan menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya agenda penting ini.
Ia mengingatkan bahwa PT Dahana erat kaitannya dengan TNI AU karena awal mulanya lahir dari proyek TNI AU hingga mampu berkembang sebagai perusahaan kiblat bahan peledak Indonesia seperti saat ini.
 “Sejarah panjang PT Dahana yang tahun ini memasuki usia ke-59, tidak bisa dilepaskan dari TNI AU, dimana pada 22 oktober 1966 Kepala Staf TNI AU saat itu, Marsekal TNI Rusmin Nurjadin meresmikan Proyek Menang II menjadi pabrik dinamit di Pangkalan TNI AU Tasikmalaya, yang menjadi cikal bakal lahirnya PT Dahana, dimana tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari lahir PT Dahana,” ujar Hary.
“Sejarah panjang PT Dahana yang tahun ini memasuki usia ke-59, tidak bisa dilepaskan dari TNI AU, dimana pada 22 oktober 1966 Kepala Staf TNI AU saat itu, Marsekal TNI Rusmin Nurjadin meresmikan Proyek Menang II menjadi pabrik dinamit di Pangkalan TNI AU Tasikmalaya, yang menjadi cikal bakal lahirnya PT Dahana, dimana tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari lahir PT Dahana,” ujar Hary.
Dirut Dahana juga menyoroti capaian penelitian dan pengembangan bom BNT-250 yang saat ini sudah memasuki tahap akhir. Uji fragmentasi dan uji pengembangan telah dilakukan dengan hasil baik, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji operasional menggunakan bom BNT-250 live.
Dia berharap uji operasional dapat terlaksana tahun ini dan dapat dilakukan proses sertifikasi, sehingga dapat membantu pemenuhan kebutuhan Alutsista udara Indonesia.
Menurut Hary, kerja sama ini menjadi bukti konsistensi Dahana dalam mendukung litbang alutsista, khususnya bom untuk pesawat NATO seperti F-16 dan Rafale.
 Dia menekankan pentingnya riset tersebut agar TNI AU memiliki produk yang mumpuni sesuai kebutuhan operasional. Perjanjian kerja sama yang berlaku selama dua tahun ini diharapkan tidak berhenti pada pengembangan BNT-250 semata.
Dia menekankan pentingnya riset tersebut agar TNI AU memiliki produk yang mumpuni sesuai kebutuhan operasional. Perjanjian kerja sama yang berlaku selama dua tahun ini diharapkan tidak berhenti pada pengembangan BNT-250 semata.
Lebih lanjut, ia berharap bahwa kolaborasi dengan Dislitbangau dan PT Sari Bahari dapat membuka jalan bagi litbang produk alutsista lainnya. Dahana memiliki komitmen besar menjadi salah satu industri pertahanan yang dapat diandalkan dalam mewujudkan kemandirian Alpalhankam nasional, dan perusahaan penting dalam penelitian pengembangan energetic materials.
“Hasil-hasil litbang ini akan menjadi langkah konkret dalam memperkuat kemandirian industri pertahanan dalam negeri. Dahana siap secara SDM maupun fasilitas untuk melanjutkan berbagai riset material pertahanan ke depan.
Dengan adanya sinergi lintas lembaga dan industri, Dahana optimis produk yang dihasilkan mampu menjawab kebutuhan strategis TNI AU,” katanya. (Rls)
 Bom standard NATO, BNT-250 (Dahana)
Bom standard NATO, BNT-250 (Dahana)PT Dahana menandatangani perjanjian kerja sama (Perjama) Penelitian dan Pengembangan Materiel bersama Dislitbangau dan PT Sari Bahari.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT Dahana, Hary Irmawan, Kepala Dislitbangau, Marsekal Pertama TNI Ir. Teguh Dharmawan, M.T., dan Direktur Utama PT Sari Bahari, Ir. Ricky Hendrik Egam di Dislitbangau, Bandung, pada Senin, 15 September 2025.
Dalam sambutannya, Hary Irmawan menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya agenda penting ini.
Ia mengingatkan bahwa PT Dahana erat kaitannya dengan TNI AU karena awal mulanya lahir dari proyek TNI AU hingga mampu berkembang sebagai perusahaan kiblat bahan peledak Indonesia seperti saat ini.
 “Sejarah panjang PT Dahana yang tahun ini memasuki usia ke-59, tidak bisa dilepaskan dari TNI AU, dimana pada 22 oktober 1966 Kepala Staf TNI AU saat itu, Marsekal TNI Rusmin Nurjadin meresmikan Proyek Menang II menjadi pabrik dinamit di Pangkalan TNI AU Tasikmalaya, yang menjadi cikal bakal lahirnya PT Dahana, dimana tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari lahir PT Dahana,” ujar Hary.
“Sejarah panjang PT Dahana yang tahun ini memasuki usia ke-59, tidak bisa dilepaskan dari TNI AU, dimana pada 22 oktober 1966 Kepala Staf TNI AU saat itu, Marsekal TNI Rusmin Nurjadin meresmikan Proyek Menang II menjadi pabrik dinamit di Pangkalan TNI AU Tasikmalaya, yang menjadi cikal bakal lahirnya PT Dahana, dimana tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari lahir PT Dahana,” ujar Hary.Dirut Dahana juga menyoroti capaian penelitian dan pengembangan bom BNT-250 yang saat ini sudah memasuki tahap akhir. Uji fragmentasi dan uji pengembangan telah dilakukan dengan hasil baik, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji operasional menggunakan bom BNT-250 live.
Dia berharap uji operasional dapat terlaksana tahun ini dan dapat dilakukan proses sertifikasi, sehingga dapat membantu pemenuhan kebutuhan Alutsista udara Indonesia.
Menurut Hary, kerja sama ini menjadi bukti konsistensi Dahana dalam mendukung litbang alutsista, khususnya bom untuk pesawat NATO seperti F-16 dan Rafale.
 Dia menekankan pentingnya riset tersebut agar TNI AU memiliki produk yang mumpuni sesuai kebutuhan operasional. Perjanjian kerja sama yang berlaku selama dua tahun ini diharapkan tidak berhenti pada pengembangan BNT-250 semata.
Dia menekankan pentingnya riset tersebut agar TNI AU memiliki produk yang mumpuni sesuai kebutuhan operasional. Perjanjian kerja sama yang berlaku selama dua tahun ini diharapkan tidak berhenti pada pengembangan BNT-250 semata.Lebih lanjut, ia berharap bahwa kolaborasi dengan Dislitbangau dan PT Sari Bahari dapat membuka jalan bagi litbang produk alutsista lainnya. Dahana memiliki komitmen besar menjadi salah satu industri pertahanan yang dapat diandalkan dalam mewujudkan kemandirian Alpalhankam nasional, dan perusahaan penting dalam penelitian pengembangan energetic materials.
“Hasil-hasil litbang ini akan menjadi langkah konkret dalam memperkuat kemandirian industri pertahanan dalam negeri. Dahana siap secara SDM maupun fasilitas untuk melanjutkan berbagai riset material pertahanan ke depan.
Dengan adanya sinergi lintas lembaga dan industri, Dahana optimis produk yang dihasilkan mampu menjawab kebutuhan strategis TNI AU,” katanya. (Rls)
sumber : https://garudamiliter.blogspot.com/
0 Response to "Dahana Teken Perjanjian Kerjasama dengan Dislitbangau dan PT Sari Bahari"
Post a Comment