[Global] Singapura Meluncurkan Kapal Tempur Multiperan

MRCV Victory diluncurkan di Singapura (RSN)

Lanskap pertahanan Singapura memasuki babak baru ketika ST Engineering meluncurkan kapal tempur multi-peran (Multi-Role Combat Vessel/MRCV) pertama bernama Victory di galangan Benoi.

Menurut laporan Defence Security Asia (24/10), peluncuran ini menjadi tonggak penting tidak hanya bagi pertahanan maritim Singapura, tetapi juga bagi inovasi angkatan laut di kawasan Asia Tenggara.

Kapal ini menandai evolusi Angkatan Laut Republik Singapura (RSN) menuju kekuatan maritim masa depan, yang terintegrasi dengan sistem pesawat, kapal dan armada tanpa awak, serta jaringan digital.

Keberadaan Victory disebut sebagai platform kendali (mothership) untuk berbagai armada tanpa awak, termasuk:

💥 UAV (drone udara) untuk pengawasan dan serangan jarak jauh,
💥 USV (unmanned surface vessel) atau kapal permukaan tanpa awak, dan
💥 UUV (unmanned underwater vehicle) untuk operasi bawah laut seperti deteksi ranjau atau kapal selam musuh.

Ketiga sistem ini dapat dioperasikan secara bersamaan dari Victory sebagai kapal utama, semuanya terhubung lewat Combat Management System berbasis AI buatan DSTA (Defence Science and Technology Agency).

Sehingga, Victory bukan sekadar kapal, tapi pusat komando terapung yang mengintegrasikan berbagai sensor, drone, dan kapal pendukung lewat jaringan digital.

Dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI), Victory juga akan memiliki sejumlah kemampuan berikut:

💫 Analisis data dari drone dan sonar secara real time
💫 Memberi saran taktis otomatis,
💫 Mengarahkan drone untuk patroli atau serangan tanpa perlu campur tangan langsung manusia di setiap langkah.

Upacara peluncuran Victory dipimpin oleh Menteri Pertahanan Singapura, Chan Chun Sing, serta dihadiri oleh pejabat tinggi RSN dan Defence Science and Technology Agency (DSTA).

Victory menjadi kapal pertama dari enam MRCV generasi baru yang menggantikan kapal korvet rudal kelas Victory (MCV) yang telah bertugas sejak awal 1990-an.

Dengan panjang 150 meter dan bobot sekitar 8.000 ton, kapal ini sepuluh kali lebih besar dari pendahulunya dan mengubah RSN dari kekuatan pesisir menjadi penjaga samudra berdaya jelajah tinggi.

Program MRCV merupakan hasil kontrak tahun 2023 antara Kementerian Pertahanan Singapura (MINDEF) dan ST Engineering, untuk merancang serta membangun enam kapal baru sebagai bagian dari modernisasi armada RSN.

Proyek ini menjadi program kapal perang buatan lokal paling ambisius di Singapura, yang juga melibatkan DSTA, DSO National Laboratories, serta mitra internasional seperti Saab Kockums dan Odense Maritime Technology.

ST Engineering mengandalkan teknologi canggih seperti pemodelan digital 3D, digital twin, dan otomasi galangan pintar untuk mewujudkan konsep MRCV. Pendekatan ini memungkinkan setiap komponen diuji secara virtual, mengurangi kebutuhan prototipe fisik dan mempercepat proses pembangunan.

Victory memiliki desain siluman dengan struktur komposit dan geometri penyerap radar yang membuatnya sulit terdeteksi musuh. Kapal ini mampu membawa hingga delapan kontainer misi modular untuk berbagai keperluan, mulai dari peperangan anti kapal selam hingga bantuan kemanusiaan.

Dengan sistem digital terintegrasi, MRCV dapat dioperasikan oleh kurang dari 100 awak, lebih sedikit dibanding frigat seukuran yang biasanya membutuhkan sekitar 130 personel. Jembatan kapal bahkan bisa dijalankan hanya oleh dua perwira, berkat otomatisasi tingkat tinggi dan sistem pelatihan digital di dalam kapal.

Dari sisi sistem tempur, MRCV berfungsi sebagai benteng komando digital di laut. Kapal ini dilengkapi radar multi fungsi Thales berpanel tetap, sistem pelacakan optik SAFRAN, serta sonar lambung untuk mendeteksi ancaman di perairan dangkal. Sistem Combat Management System (CMS) yang dikembangkan DSTA juga dilengkapi kecerdasan buatan (AI) untuk membantu pengambilan keputusan dan pengendalian sistem tanpa awak.

MRCV dirancang sebagai kapal induk bagi sistem tanpa awak di udara, permukaan, dan bawah laut. Kapal ini mampu mengoperasikan drone udara (UAV), kapal permukaan tanpa awak (USV), serta kapal selam tanpa awak (UUV) secara bersamaan, memperluas jangkauan pengawasan dan efektivitas tempur.

Persenjataan Victory meliputi meriam STRALES 76mm berpemandu, sistem senjata jarak jauh Mk30-C 30mm, peluncur vertikal untuk rudal MICA dan ASTER, serta rencana penggunaan sistem rudal anti kapal jarak jauh generasi baru.

Di bagian dalam, kapal ini memiliki arsitektur digital layaknya pusat data terapung, yang memungkinkan koordinasi langsung dengan kapal kelas Formidable dan Independence milik RSN. Komandan kapal, Letnan Kolonel Karl Su, menggambarkannya sebagai “kota kecil di laut” yang memadukan kelincahan kapal berukuran sedang (fregat) dan kekuatan kapal perusak.

Peluncuran Victory disebut sebagai sinyal strategis bagi kawasan Indo-Pasifik, setelah ketegangan di Laut China Selatan dan Selat Malaka meningkat. Armada ini juga akan memastikan jalur perdagangan utamanya tetap aman melalui kemampuan pertahanan maritim berteknologi tinggi.

Menurut laporan Defence Security Asia (24/10), kapal ini dirancang agar tetap relevan hingga beberapa dekade mendatang. Integrasi AI, sistem tanpa awak, dan jaringan data menjadikan MRCV sebagai “sistem dari berbagai sistem” yang mampu bertempur lebih cerdas, bukan sekadar lebih kuat.

Program MRCV juga menegaskan posisi Singapura sebagai pemimpin modernisasi angkatan laut ASEAN.

Ke depan, Victory akan menjalani penyelesaian dan uji coba laut di galangan Gul sebelum resmi bergabung dengan armada RSN pada tahun 2028. Kapal berikutnya akan diluncurkan secara bertahap hingga awal 2030-an. (SA/KR)

  👷 
IDN Financials  


sumber : https://garudamiliter.blogspot.com/

0 Response to "[Global] Singapura Meluncurkan Kapal Tempur Multiperan"

Post a Comment