Sejarah Imperium Sasania (Persi Baru) dan Kemajuan Administrasinya

Jurnalmuslim.com - Sebagaimana dikemukakan penulis diatas, bahwa imperium Sasania adalah termasuk rumpun bangsa Semit, dengan kekalahan bangsa Babylonia atas bangsa Aryan, hal ini menandakan berakhirnya kekuatan keturunan bangsa semit.

illustrasi
Pada tahun 266 M terjadilah revolusi nasional  yang dipimpin oleh Ardesir melawan Kerajaan Yunani yang menguasai bangsa Sasania. Pertempuran demi pertempuran dilakukan melawan bangsa Persia, suatu ketika terjadilah pertempuran di dataran tinggi Hormuz yang dimenangkan oleh pasukan Ardesir.

Ardesir merupakan penguasa dan penakluk yang besar, ia bercita-cita menegakkan sistem sentralisasi pemerintahan. Ia membangun kemiliteran yang kuat dan menyerahkan kepada pejabat komandan militer tertinggi.

Sepeninggal Ardesir, tampuk kerajaan di lanjutkan oleh anaknya yang bernama Shapur I. ia adalah seorang administrator militer yang piawai. Kemajuan arsitektur dan seni pahat di kota suster dan kota-kota propinsi yang lainnya menandakan bahwa Shapur I menyukai perdamaian dan seni. Namun sepeninggal Shapur I imperium Sasania cenderung monarkis.

Shapur I yang dikenal dengan Shapur yang agung (309 – 379) merupakan kaisar terbesar imperium ini. Dalam menegakkan dinastinya, Shapur I membuktikan bahwa ia bukan hanya sekedar administrator militer yang handal, namun ia juga cakap sebagai panglima perang yang memang betul-betul dapat diungulkan.

“Ketangguhannya dalam peperangan yang panjang melawan kekuatan Romawi untuk merebut kembali lima wilayah propinsi yang lepas dan untuk mempertahankan propinsi Nisibis, membuktikan bahwa Shapur I tidak hanya penguasa yang memiliki kecapakan militer yang handal, namun Shapur I juga mempunyai semangan dan tujuan yang kokoh.” (Sir, Percy Sykes,) penguasa monarkis Sasania yang termashur adalah Nowshirwan yang mulai menjabat tahun 531 M. namun ia sangat masyhur dalam bidang :

    Kebijakan pengaturan ketertiban umum
    Menindak para administrator yang korup dengan keras;
    Pengaturan perpajakan;
    Perbaikan sistem irigasi;
    Pembangunan sistem perhubungan;

Penguasa terakhir Imperium ini adalah Kusraw Parwiz anak Hormides dan cucu Nowshirwan, bersamaan dengan kepemimpinan Kusraw Parwiz, Bizantine menggalang kekuatan yang ketika itu dipimpin oleh Heraclius. Pada masa Yazdigard III (634 – 652) kekusaan imperium sasania dihancurkan oleh kaum Muslimin, dan sampai sekarang Imperium sasania tersebut tidak pernah lahir kembali.

Diambil dari Ebook Sejarah Administrasi Dan Kontribusinya Terhadap Peradaban Islam oleh Ikrom Abualiff

sumber : http://www.jurnalmuslim.com

0 Response to "Sejarah Imperium Sasania (Persi Baru) dan Kemajuan Administrasinya"

Post a Comment