Sikap Muslim yang Menemukan Kesalahan Saudaranya / Orang Lain

Jurnalmuslim.com - Qutaibah bin Muslim akhirnya menguasai Kota Samarkand, dan ini merupakan Kesuksesan yang kesekian kalinya untuk Pasukan Kaum Muslimin dibawah kepemimpinan Panglima besar Qutaibah bin Muslim..

Tapi rupanya para Tokoh Samarkand Protes, Mereka datang kepada Qadhi yang baru saja dilantik oleh Qutaibah sang penakluk, mereka berkata "Wahai Hakim, bukankah dalam agama Kalian ada tahapan dalam Perang, Kalian mengutus Utusan Kepada Kami, menawarkan kepada kami beberapa pilihan, dan Perang adalah pilihan Terakhir, tapi Kenapa Kalian tiba2 menyerang Kami di Pagi buta..

illustrasi

Mendapat gugatan demikian maka dipanggil sang Jendral menghadap kepada Qadhi dihadapan para tokoh Samarkand "Wahai Pemimpin perang Kaum Muslimin, benarkah engkau melakukan seperti apa yang diadukan oleh para tetua Samarkand ?", Sang Panglima menjawab "Benar wahai Hakim..dan itulah perang..Perang itu tipudaya, dan Jika aku menawarkan kpada mereka beberapa pilihan sebelum perang maka pasukan mereka akan menyerang Kami duluan !"

"Kalo begitu Anda bersalah wahai panglima, Anda menyalahi Syari'at perang dalam agama kita, dan Anda bersama pasukan Anda harus keluar dari Samarkand secepatnya..dan sayapun harus meletakkan jabatan hakim saya saat ini karena saya harus kembali bergabung dengan pasukan yang anda pimpin" tegas pak hakim..

Para Tokoh Samarkand seolah tak percaya, bgmn bisa gugatan bangsa yang Kalah dimenangkan oleh Hakim Sementara Hakimnya adalah dari Kalangan mereka sendiri..? Tak tanggung-tanggung yang dinyatakan kalah justru pemimpin perang yang kesohor, Ksatria Besar yang namanya melegenda, dan mmg sebelumnya mereka sudah menyangka bahwa gugatan mereka hanya akan bertepuk sebelah tangan..

Akhirnya Pasukan Kaum Muslimin harus meninggalkan Samarkand termasuk Hakim yang berubah status jadi prajurit biasa, mereka keluar dari Samarkand, Keesokan harinya kembali Kaum Muslimin mengepung benteng Samarkand, penyeru berteriak ke Balik tembok "Kalian kami tawari Islam dan kalian menjadi keluarga Kami, Kalau tidak mau maka kami tawarkan agar kalian membayar upeti sebagai tanda ketundukan kalian, dan bila tidak mau juga maka kami akan masuk sebagai Tentara Muhammad yang lebih cinta kepada Kematian daripada kehidupan dunia !"

Teriakan pertama tak ada sahutan dari dalam benteng, demikian pula teriakan kedua dan Ketiga..Akhirnya Pasukan Kaum Muslimin meneriakkan Takbir menggelegar dan menyerbu kedalam benteng Samarkand..

Tapi mereka heran, tak satupun prajurit Samarkand yang menjaga benteng, sehingga mereka mengira bahwa ada perangkap yang akan disiapkan oleh tentara 2 Samarkand..

Dengan penuh kewaspadaan pasukan Kaum Muslimin bergerak ke Alun Alun kota, rupanya seluruh penduduk Samarkand berkumpul di Alun-alun, ketika mereka melihat Pasukan Kaum Muslimin dipimpin oleh Qutaibah bin Muslim serta Merta penduduk Samarkand bertakbir dan bersyahadat menandakan mereka menerima Islam sebagai agamanya.. pedang akhirnya disarungkan kembali.. Kewaspadaan menunggu perintah untuk mengayunkan pedang berganti peluk haru bahagia mendapati saudara2 baru mereka yang baru saja masuk Islam..Isak tangis bahagia mengiringi ucapan Tahniah akan Keislaman penduduk Samarkand..

Begitulah proses Keislaman Penduduk Samarkand, Keinginan untuk memeluk Islam setelah mereka melihat bukti nyata Keadilan Islam yang tidak pandang bulu..

Keadilan yang merupakan Identitas dasar Islam "Li Takuunu syuhaada Alannaas", menjadi saksi yang adil untuk semua manusia..

Allah tegaskan hal ini dalam Firman-nya "Janganlah kebencian Kalian terhadap suatu Kaum membuat Kalian tidak berlaku adil, Adillah..karena itu dekat dengan Ketakwaan !"

Cerita diatas hanya sepenggal kisah dari taburan2 kisah tentang Keadilan Ummat ini terdahulu..Ketika Ilmu dan Amal padu dalam keimanan.. masih banyak kisah2 besar lain tentang Keadilan semisal gugatan Yahudi miskin terhadap Gubernur Amr bin Ash dihadapan Umar Al Faruq rhodiyallahu anhuma.. dan juga tentang kisah Baju besi Ali bin Abi Tholib yang di miliki oleh seorang Yahudi..

Inilah yang hampir hilang pada ummat ini hari ini..

ketika Kita menjadi Pembela yang begitu hebat membela kesalahan2 kita tapi tiba-tiba menjadi Hakim yang begitu jeli terhadap kesalahan orang lain..

Kita mencarikan seribu Udzur untuk kesalahan kita sementara ketika melihat kesalahan orang lain maka tak ada ampun baginya..

Ketika ustadz Kita bersalah maka kita meminta penghujat untuk Tabayyun dan memberikan bermacam pembelaan terhadap ustadz kita, tapi ketika melihat kesalahan ustadz diluar kelompok kita maka Kita mengghibahinya lebih parah dari ghibahanyaa orang awam Na'udzubillah..

Padahal kita semua mengetahui tentang wasiat salaf kita "Jika engkau melihat kesalahan dari Saudaramu maka Carikan seribu Udzur untuknya, dan bila engkau tak mendapati Udzur untuknya maka katakanlah pada dirimu " mungkin ada alasan lain yang saudaraku miliki yang aku tidak ketahui..!"

Kun Salafiyah Alal Jaddah
Source: Facebook Fathul Andalush

sumber : http://www.jurnalmuslim.com

0 Response to "Sikap Muslim yang Menemukan Kesalahan Saudaranya / Orang Lain"

Post a Comment