Medium Tank Pindad [def.pk] ★
Awal pekan ini, Tim Pertahanan Kedeputian V Kantor Staf Presiden Republik Indonesia antara lain Erro Kusnara, Akbar Fajri, Catur Aryanto, dan Santi Paramitha menggelar rangkaian kunjungan terkait industri pertahanan Indonesia.
Senin, 27 Agustus 2018, bertempat di Pusat Pendidikan Infanteri TNI AD Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, tim ini menghadiri kegiatan uji daya gempur (firing test) Medium Tank PT. Pindad sekaligus melakukan verifikasi data capaian kinerja PT. Pindad selama empat tahun terakhir. Uji daya gempur merupakan bagian dari rangkaian kegiatan sertifikasi yang dilaksanakan oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (Dislitbangad) untuk menilai apakah kemampuan daya gempur Medium Tank dalam kondisi baik dan memenuhi persyaratan dan spesifikasi desain. Sebelumnya, Medium Tank telah melewati mine blast test atau uji ketahanan atas ledak ranjau dengan hasil yang memuaskan pada 12 dan14 Juli 2018, serta uji mobilitas dan performa pada 7 - 16 Agustus 2018.
Uji daya gempur dilakukan untuk menguji fungsi penembakan turret 105 mm yang merupakan senjata utama Medium Tank yang memiliki daya hancur besar. Turret Medium Tank dipersenjatai dengan canon kaliber 105 mm yang mampu menembakkan berbagai tipe munisi kaliber 105 mm.
Uji daya gempur dilakukan pada saat tank dalam kondisi statis dan kondisi bergerak. Hal ini untuk menunjukan beberapa kemampuan tank, yakni kemampuan lock on pada satu titik ketika tank dalam kondisi bergerak, kemampuan tembak tank pada semua sisi dalam kondisi statis serta kemampuan tembak pada sasaran diam dalam kondisi tank bergerak.
Pindad telah menyelesaikan proses pengembangan Medium Tank mulai dari proses desain sampai dengan prototyping yang dibangun oleh anak bangsa di Indonesia. Kehadiran Medium Tank merupakan bukti bahwa industri pertahanan dalam negeri mampu menghasilkan produk inovatif berteknologi tinggi dalam mendukung kemandirian alutsista dalam menjaga kedaulatan NKRI.
Medium Tank merupakan program jangka panjang dalam membangun penguasaan teknologi menuju kemandirian alutsista dalam negeri. Medium Tank termasuk pada 7 program pengembangan strategis pemerintah untuk meningkatkan kapasitas Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) agar dapat bersaing dengan industri pertahanan luar negeri. Melalui program kerjasama pengembangan Medium Tank dengan FNSS Turki, PT. Pindad mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan referensi standar internasional mengenai pengembangan tank yang dapat diimplementasikan pada industri dalam negeri di Indonesia.
Setelah selesai menghadiri uji gempur Medium tank, Tim Kedeputian V mengadakan rapat dengan jajaran pimpinan PT. Pindad yang dipimpin oleh VP Information Technology PT. Pindad, Amalia Maya Fitri. PT. Pindad merupakan salah satu BUMNIS yang dikawal secara langsung oleh Kantor Staf Presiden terutama dalam peningkatan kapasitas industri pertahanan Indonesia. Dalam agenda rapat, PT. Pindad menyampaikan capaian pelaksanaan kegiatan prioritas beserta hambatan-hambatan yang ditemui untuk kemudian dikaji lebih lanjut oleh KSP terkait solusi permasalahn yang ada.
Berlanjut ke PT Dirgantara Indonesia
Sebagai rangkaian dari kegiatan verifikasi lapangan terkait pengembangan industri pertahanan, tim ini kemudian mengunjungi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung. Dalam kunjungan tersebut, Tim KSP diterima oleh Direktur Niaga PTDI, Irzal Rinaldi Zailani, dan Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo, untuk membahas capaian kinerja PTDI khususnya dalan empat tahun terakhir.
Erro Kusnara selaku Tenaga Ahli Utama Kedeputian V menyampaikan bahwa verifikasi lapangan dalam tema pertahanan ini merupakan yang kali pertama dilaksanakan oleh Kantor Staf Presiden. “Tahun 2018 ini, tema pertahanan menjadi program yang dikawal oleh Kantor Staf Presiden melalui Sistem Pemantauan (SISPAN). Salah satu bagian dari pemantauan tema pertahanan adalah industri pertahanan. Biasanya kami melaksanakan verifikasi kepada kementerian/lembaga, namun karena ini adalah industri pertahanan, maka kami langsung melakukan koordinasi dan verifikasi pada pelaku industrinya langsung.” kata Erro.
Selain berdiskusi terkait capaian kinerja PTDI, Tim Kedeputian V berkesempatan untuk melakukan plant tour untuk melihat proses produksi dan perakitan pesawat buatan PTDI. Saat melaksanakan plant tour ini, PTDI menjelaskan produk-produk pesawat yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, salah satunya pesawat N219 yang sudah diluncurkan oleh Presiden Jokowi pada November 2017 yang dinamai Nurtanio – untuk menghormati nama perintis penerbangan Indonesia, Nurtanio Pringgoadisuryo.
Saat ini, pesawat N219 tengah dalam proses sertifikasi oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Kendati masih menanti penerbitan sertifikat, PTDI sudah menerima pesanan dari banyak negara di antaranya Uni Eropa, Kolombia, Meksiko, dan Uni Emirat Arab. Selain N219, PTDI juga saat ini sedang mengembangkan pesawat CN235 dan helikopter yang sudah dipesan khususnya oleh kementerian/lembaga yang nantinya akan digunakan untuk menjaga keamanan udara wilayah NKRI.
Direktur Produksi PTDI mengungkapkan, “Kami sangat senang dengan adanya kunjungan dan verifikasi lapangan dari Kantor Staf Presiden ini. Melalui forum ini, kami bisa berdiskusi secara langsung dengan pemerintah pusat untuk menyampaikan capaian sekaligus hambatan yang kami hadapi dalam upaya pengembangan industri pertahanan khususnya dari sisi PT Dirgantara Indonesia.”
Juga Pantau PT PAL
Sementara itu, pada Jumat, 31 Agustus 2018, Tim Kedeputian V Kantor Staf Presiden yang terdiri dari Theofransus Litaay (Tenaga Ahli Utama), Akbar Fajri (Tenaga Ahli Muda), dan Catur Aryanto (Tenaga Ahli Muda) melaksanakan verifikasi lapangan bidang industri pertahanan ke PT. PAL Indonesia (Persero) di Surabaya, Jawa Timur. Verifikasi ini ditujukan untuk memantau program/kegiatan prioritas nasional yang dilaksanakan oleh PT. PAL yang menjadi pantauan Kantor Staf Presiden Republik Indonesia melalui Sistem Pemantauan (SISPAN).
Selaras dengan janji Presiden untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, kekuatan laut mutlak menjadi syarat utama. Oleh karena itu, pengembangan industri pertahanan khususnya bidang perkapalan merupakan salah satu unsur esensial yang harus dikawal. Selain memproduksi kapal niaga, PT PAL juga memproduksi kapal perang. Saat ini, PT PAL tengah dalam proses produksi jenis kapal landing platform dock (LPD) yang dipesan khusus oleh TNI AL.
Permintaan produksi kapal perang kepada PT. PAL terus meningkat setelah sebelumnya pada 2016 PT.PAL berhasil memproduksi dua kapal jenis strategic sealift vessel (SSV) pesanan Filipina dengan kisaran harga antara 45 – 50 juta dolar AS. Salah satu di antaranya adalah pesanan dari Senegal yang berupa kapal tanker dan kargo seberat 18.500 ton. Di samping itu, Senegal juga mengutarakan minatnya untuk membeli dua unit kapal patrol ukuran 60 meter.
“Verifikasi dan kunjungan ini merupakan salah satu upaya untuk memastikan kemampuan produksi alutsista sektor laut yang dilaksanakan oleh PT. PAL. Progres yang ditunjukkan oleh PT. PAL menunjukkan performa yang sangat baik dalam perakitan kapal selam, pembangunan Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 meter dan kapal LDP pesanan TNI AL. Korea Selatan sebagai negara mitra kerja sama dalam pembuatan kapal selam ini mengakui bahwa hasil pengelasan dan perakitan kapal selam di Indonesia adalah yang paling sempurna dari pengelasan dan perakitan kapal selam yang juga dilakukan oleh negeri gingseng itu. Kita harus bangga akan pencapaian kerja anak bangsa ini,” tukas Theofransus Litaay.
Direksi PT PAL mengungkapkan apresiasinya atas kunjungan KSP untuk meninjau langsung PT.PAL. “Kami sangat senang dengan adanya kunjungan dari KSP ini karena kami bisa langsung mendiskusikan kegiatan prioritas yang dilaksanakan oleh PT PAL dalam rangka mendukung Indonesia sebagai negara poros maritim dunia. Selain itu, kami juga ikut bertanggung jawab dalam memenuhi alutsista untuk menjaga keamanan laut” ujar Turitan Indaryo, Direktur Pembangunan Kapal PT PAL.
Direktur Utama PT PAL, Budiman Saleh, menutup pertemuan dengan KSP dengan menyatakan harapan Presiden Jokowi dapat hadir dalam waktu dekat ke PT. PAL dalam rangka peresmian beberapa agenda di antaranya penamaan hangar kapal selam, pengiriman KCR 60, peluncuran kapal selam dan pengiriman LPD pesanan TNI AL.
Awal pekan ini, Tim Pertahanan Kedeputian V Kantor Staf Presiden Republik Indonesia antara lain Erro Kusnara, Akbar Fajri, Catur Aryanto, dan Santi Paramitha menggelar rangkaian kunjungan terkait industri pertahanan Indonesia.
Senin, 27 Agustus 2018, bertempat di Pusat Pendidikan Infanteri TNI AD Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, tim ini menghadiri kegiatan uji daya gempur (firing test) Medium Tank PT. Pindad sekaligus melakukan verifikasi data capaian kinerja PT. Pindad selama empat tahun terakhir. Uji daya gempur merupakan bagian dari rangkaian kegiatan sertifikasi yang dilaksanakan oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (Dislitbangad) untuk menilai apakah kemampuan daya gempur Medium Tank dalam kondisi baik dan memenuhi persyaratan dan spesifikasi desain. Sebelumnya, Medium Tank telah melewati mine blast test atau uji ketahanan atas ledak ranjau dengan hasil yang memuaskan pada 12 dan14 Juli 2018, serta uji mobilitas dan performa pada 7 - 16 Agustus 2018.
Uji daya gempur dilakukan untuk menguji fungsi penembakan turret 105 mm yang merupakan senjata utama Medium Tank yang memiliki daya hancur besar. Turret Medium Tank dipersenjatai dengan canon kaliber 105 mm yang mampu menembakkan berbagai tipe munisi kaliber 105 mm.
Uji daya gempur dilakukan pada saat tank dalam kondisi statis dan kondisi bergerak. Hal ini untuk menunjukan beberapa kemampuan tank, yakni kemampuan lock on pada satu titik ketika tank dalam kondisi bergerak, kemampuan tembak tank pada semua sisi dalam kondisi statis serta kemampuan tembak pada sasaran diam dalam kondisi tank bergerak.
Pindad telah menyelesaikan proses pengembangan Medium Tank mulai dari proses desain sampai dengan prototyping yang dibangun oleh anak bangsa di Indonesia. Kehadiran Medium Tank merupakan bukti bahwa industri pertahanan dalam negeri mampu menghasilkan produk inovatif berteknologi tinggi dalam mendukung kemandirian alutsista dalam menjaga kedaulatan NKRI.
Medium Tank merupakan program jangka panjang dalam membangun penguasaan teknologi menuju kemandirian alutsista dalam negeri. Medium Tank termasuk pada 7 program pengembangan strategis pemerintah untuk meningkatkan kapasitas Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) agar dapat bersaing dengan industri pertahanan luar negeri. Melalui program kerjasama pengembangan Medium Tank dengan FNSS Turki, PT. Pindad mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan referensi standar internasional mengenai pengembangan tank yang dapat diimplementasikan pada industri dalam negeri di Indonesia.
Setelah selesai menghadiri uji gempur Medium tank, Tim Kedeputian V mengadakan rapat dengan jajaran pimpinan PT. Pindad yang dipimpin oleh VP Information Technology PT. Pindad, Amalia Maya Fitri. PT. Pindad merupakan salah satu BUMNIS yang dikawal secara langsung oleh Kantor Staf Presiden terutama dalam peningkatan kapasitas industri pertahanan Indonesia. Dalam agenda rapat, PT. Pindad menyampaikan capaian pelaksanaan kegiatan prioritas beserta hambatan-hambatan yang ditemui untuk kemudian dikaji lebih lanjut oleh KSP terkait solusi permasalahn yang ada.
Berlanjut ke PT Dirgantara Indonesia
Sebagai rangkaian dari kegiatan verifikasi lapangan terkait pengembangan industri pertahanan, tim ini kemudian mengunjungi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung. Dalam kunjungan tersebut, Tim KSP diterima oleh Direktur Niaga PTDI, Irzal Rinaldi Zailani, dan Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo, untuk membahas capaian kinerja PTDI khususnya dalan empat tahun terakhir.
Erro Kusnara selaku Tenaga Ahli Utama Kedeputian V menyampaikan bahwa verifikasi lapangan dalam tema pertahanan ini merupakan yang kali pertama dilaksanakan oleh Kantor Staf Presiden. “Tahun 2018 ini, tema pertahanan menjadi program yang dikawal oleh Kantor Staf Presiden melalui Sistem Pemantauan (SISPAN). Salah satu bagian dari pemantauan tema pertahanan adalah industri pertahanan. Biasanya kami melaksanakan verifikasi kepada kementerian/lembaga, namun karena ini adalah industri pertahanan, maka kami langsung melakukan koordinasi dan verifikasi pada pelaku industrinya langsung.” kata Erro.
Selain berdiskusi terkait capaian kinerja PTDI, Tim Kedeputian V berkesempatan untuk melakukan plant tour untuk melihat proses produksi dan perakitan pesawat buatan PTDI. Saat melaksanakan plant tour ini, PTDI menjelaskan produk-produk pesawat yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, salah satunya pesawat N219 yang sudah diluncurkan oleh Presiden Jokowi pada November 2017 yang dinamai Nurtanio – untuk menghormati nama perintis penerbangan Indonesia, Nurtanio Pringgoadisuryo.
Saat ini, pesawat N219 tengah dalam proses sertifikasi oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Kendati masih menanti penerbitan sertifikat, PTDI sudah menerima pesanan dari banyak negara di antaranya Uni Eropa, Kolombia, Meksiko, dan Uni Emirat Arab. Selain N219, PTDI juga saat ini sedang mengembangkan pesawat CN235 dan helikopter yang sudah dipesan khususnya oleh kementerian/lembaga yang nantinya akan digunakan untuk menjaga keamanan udara wilayah NKRI.
Direktur Produksi PTDI mengungkapkan, “Kami sangat senang dengan adanya kunjungan dan verifikasi lapangan dari Kantor Staf Presiden ini. Melalui forum ini, kami bisa berdiskusi secara langsung dengan pemerintah pusat untuk menyampaikan capaian sekaligus hambatan yang kami hadapi dalam upaya pengembangan industri pertahanan khususnya dari sisi PT Dirgantara Indonesia.”
Juga Pantau PT PAL
Sementara itu, pada Jumat, 31 Agustus 2018, Tim Kedeputian V Kantor Staf Presiden yang terdiri dari Theofransus Litaay (Tenaga Ahli Utama), Akbar Fajri (Tenaga Ahli Muda), dan Catur Aryanto (Tenaga Ahli Muda) melaksanakan verifikasi lapangan bidang industri pertahanan ke PT. PAL Indonesia (Persero) di Surabaya, Jawa Timur. Verifikasi ini ditujukan untuk memantau program/kegiatan prioritas nasional yang dilaksanakan oleh PT. PAL yang menjadi pantauan Kantor Staf Presiden Republik Indonesia melalui Sistem Pemantauan (SISPAN).
Selaras dengan janji Presiden untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, kekuatan laut mutlak menjadi syarat utama. Oleh karena itu, pengembangan industri pertahanan khususnya bidang perkapalan merupakan salah satu unsur esensial yang harus dikawal. Selain memproduksi kapal niaga, PT PAL juga memproduksi kapal perang. Saat ini, PT PAL tengah dalam proses produksi jenis kapal landing platform dock (LPD) yang dipesan khusus oleh TNI AL.
Permintaan produksi kapal perang kepada PT. PAL terus meningkat setelah sebelumnya pada 2016 PT.PAL berhasil memproduksi dua kapal jenis strategic sealift vessel (SSV) pesanan Filipina dengan kisaran harga antara 45 – 50 juta dolar AS. Salah satu di antaranya adalah pesanan dari Senegal yang berupa kapal tanker dan kargo seberat 18.500 ton. Di samping itu, Senegal juga mengutarakan minatnya untuk membeli dua unit kapal patrol ukuran 60 meter.
“Verifikasi dan kunjungan ini merupakan salah satu upaya untuk memastikan kemampuan produksi alutsista sektor laut yang dilaksanakan oleh PT. PAL. Progres yang ditunjukkan oleh PT. PAL menunjukkan performa yang sangat baik dalam perakitan kapal selam, pembangunan Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 meter dan kapal LDP pesanan TNI AL. Korea Selatan sebagai negara mitra kerja sama dalam pembuatan kapal selam ini mengakui bahwa hasil pengelasan dan perakitan kapal selam di Indonesia adalah yang paling sempurna dari pengelasan dan perakitan kapal selam yang juga dilakukan oleh negeri gingseng itu. Kita harus bangga akan pencapaian kerja anak bangsa ini,” tukas Theofransus Litaay.
Direksi PT PAL mengungkapkan apresiasinya atas kunjungan KSP untuk meninjau langsung PT.PAL. “Kami sangat senang dengan adanya kunjungan dari KSP ini karena kami bisa langsung mendiskusikan kegiatan prioritas yang dilaksanakan oleh PT PAL dalam rangka mendukung Indonesia sebagai negara poros maritim dunia. Selain itu, kami juga ikut bertanggung jawab dalam memenuhi alutsista untuk menjaga keamanan laut” ujar Turitan Indaryo, Direktur Pembangunan Kapal PT PAL.
Direktur Utama PT PAL, Budiman Saleh, menutup pertemuan dengan KSP dengan menyatakan harapan Presiden Jokowi dapat hadir dalam waktu dekat ke PT. PAL dalam rangka peresmian beberapa agenda di antaranya penamaan hangar kapal selam, pengiriman KCR 60, peluncuran kapal selam dan pengiriman LPD pesanan TNI AL.
♞ KSP
sumber : https://garudamiliter.blogspot.com/
0 Response to "KSP Apresiasi Kekuatan Industri Pertahanan Indonesia"
Post a Comment