✈ Di Angkasa Yudha 2019 ✈ Prajurit TNI AU melakukan uji smart hunter dalam latihan terbesar TNI AU, Angkasa Yudha 2019 di Lanud Iswahjudi. [Foto/Ist]
Latihan terbesar TNI AU, Angkasa Yudha 2019, menjadi ajang uji coba sejumlah alat utama sistem senjata (Alutsista) canggih milik penjaga langit nusantara ini.
Berbagai alat perang terbaru yang dimiliki TNI AU, yang diujicobakan di Angkasa Yudha 2019, antara lain Jammer GPS, anti drone, Mobil DF (direction finder), Communication Jammer Mobile, serta Smart Hunter.
Smart hunter merupakan peralatan TNI AU yang mengarah pada kelengkapan rudal anti serangan udara (SAM/surface to air missile), dengan basis MANPADS (man portable air defence systems).
Ini bisa dilihat dari hadirnya sista Mistral, Grom, dan QW-3. Dengan basis MANPADS, rudal dapat dioperasikan secara mandiri oleh satu atau dua orang awak. Dalam beberapa platform, dapat diintegrasikan dengan pola penembakkan otomatis dalam suatu sistem peluncur.
SAM SHORAD seperti Mistral, Grom, dan QW-3 rata-rata jarak tembak maksimumnya mencapai 5.000-6.000 meter. Dengan kecepatan supersonic, itu artinya target yang disasar 'hanya' efektif mengejar helikopter dan jet tempur yang terbang rendah dengan kecepatan tinggi. Sementara dalam konteks menghadapi jet tempur yang terbang tinggi di atas 8.000-10.000 meter alat ini tidak begitu efektif.
Smart Hunter yang merupakan buatan China, adalah sistem radar yang digunakan untuk memandu awak rudal QW-3 dalam mengetahui arah datangnya target lawan. Maklum arah datangnya pesawat lawan kadang sulit ditemukan secara visual.
Dengan demikian, awak rudal dapat mengambil inisiatif pertama untuk melakukan tembakan untuk melumpuhkan pesawat penyusup. Smart Hunter dipasang dalam platform jip 4×4, untuk pesanan Paskhas, digunakan jenis Nissan Frontier 2000 cc dengan warna cat hijau.
Dilengkapi jaringan wireless, sehingga satu unit Smart Hunter mampu mengendalikan 12 penembak QW-3. Jalur komunikasi antara pusat kendali dan juru tembak mengandalkan gelombang WiFi (wireless fidelity).
Dalam keterangannya, Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Yuyu Sutisna mengatakan, sangat bangga dengan semangat yang ditunjukkan para prajurit TNI AU selama latihan Angkasa Yudha 2019.
"Latihan Angkasa Yudha 2019 penuh dengan kompleksitas, namun saya berharap kita mampu melaksanakan latihan ini dengan baik. Tugas kita adalah latihan dan operasi, semuanya membutuhkan biaya yang besar, namun yakinlah kita akan memenuhi kekurangan-kekurangan kita," tegasnya. (eyt)
Latihan terbesar TNI AU, Angkasa Yudha 2019, menjadi ajang uji coba sejumlah alat utama sistem senjata (Alutsista) canggih milik penjaga langit nusantara ini.
Berbagai alat perang terbaru yang dimiliki TNI AU, yang diujicobakan di Angkasa Yudha 2019, antara lain Jammer GPS, anti drone, Mobil DF (direction finder), Communication Jammer Mobile, serta Smart Hunter.
Smart hunter merupakan peralatan TNI AU yang mengarah pada kelengkapan rudal anti serangan udara (SAM/surface to air missile), dengan basis MANPADS (man portable air defence systems).
Ini bisa dilihat dari hadirnya sista Mistral, Grom, dan QW-3. Dengan basis MANPADS, rudal dapat dioperasikan secara mandiri oleh satu atau dua orang awak. Dalam beberapa platform, dapat diintegrasikan dengan pola penembakkan otomatis dalam suatu sistem peluncur.
SAM SHORAD seperti Mistral, Grom, dan QW-3 rata-rata jarak tembak maksimumnya mencapai 5.000-6.000 meter. Dengan kecepatan supersonic, itu artinya target yang disasar 'hanya' efektif mengejar helikopter dan jet tempur yang terbang rendah dengan kecepatan tinggi. Sementara dalam konteks menghadapi jet tempur yang terbang tinggi di atas 8.000-10.000 meter alat ini tidak begitu efektif.
Smart Hunter yang merupakan buatan China, adalah sistem radar yang digunakan untuk memandu awak rudal QW-3 dalam mengetahui arah datangnya target lawan. Maklum arah datangnya pesawat lawan kadang sulit ditemukan secara visual.
Dengan demikian, awak rudal dapat mengambil inisiatif pertama untuk melakukan tembakan untuk melumpuhkan pesawat penyusup. Smart Hunter dipasang dalam platform jip 4×4, untuk pesanan Paskhas, digunakan jenis Nissan Frontier 2000 cc dengan warna cat hijau.
Dilengkapi jaringan wireless, sehingga satu unit Smart Hunter mampu mengendalikan 12 penembak QW-3. Jalur komunikasi antara pusat kendali dan juru tembak mengandalkan gelombang WiFi (wireless fidelity).
Dalam keterangannya, Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Yuyu Sutisna mengatakan, sangat bangga dengan semangat yang ditunjukkan para prajurit TNI AU selama latihan Angkasa Yudha 2019.
"Latihan Angkasa Yudha 2019 penuh dengan kompleksitas, namun saya berharap kita mampu melaksanakan latihan ini dengan baik. Tugas kita adalah latihan dan operasi, semuanya membutuhkan biaya yang besar, namun yakinlah kita akan memenuhi kekurangan-kekurangan kita," tegasnya. (eyt)
sumber : https://garudamiliter.blogspot.com/
0 Response to "TNI AU Coba Smart Hunter"
Post a Comment