Perkuat Kapasitas MRO Militer Nasional
Hercules A-1321 TNI AU menjalani modernisasi di Bandung (Pikiran Rakyat)
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) resmi memulai program besar modernisasi 9 unit pesawat angkut berat C-130 Hercules milik TNI AU melalui seremoni Aircraft Induction di hanggar Aircraft Services (ACS), Rabu (26/11/2025).
Kedatangan unit pertama langsung dibarengi penandatanganan Berita Acara (BA) serah terima pesawat antara TNI AU, Kemhan RI, dan PTDI, yang menandai dimulainya proses revitalisasi menyeluruh.
Agenda tersebut dihadiri Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI Moh Arif Faisal, Kasatgas Modernisasi C-130 Kol. Arif Djoko, serta tim teknis dari Kemhan dan TNI AU.
Di tahap awal ini, PTDI langsung menggarap dua pekerjaan inti: Center Wing Box Replacement (CWBR) dan Avionic Upgrade Program (AUP). Keduanya adalah elemen modernisasi krusial untuk memperpanjang usia pakai pesawat sekaligus meningkatkan kapabilitas avioniknya.
Menurut Arif Faisal, PTDI telah menyiapkan aliansi teknis dengan Kohartamatau—mulai dari penggunaan SDM gabungan PTDI–TNI AU, pemanfaatan special tools dan ground support equipment, hingga optimalisasi fasilitas bonding dan composite.
“Hal tersebut merupakan upaya PTDI dalam menyiapkan fasilitas teknis, peralatan khusus, serta qualified personnel agar proses modernisasi 9 unit C-130 berjalan lancar,” ujarnya.
Tonggak Kemandirian Teknologi Dirgantara
Program modernisasi ini merupakan tindak lanjut kontrak antara PTDI dan Baloghan Kemhan RI. Dengan seluruh pengerjaan dilakukan di Bandung, Pemerintah menegaskan langkah strategis mengurangi ketergantungan pada fasilitas luar negeri.
Dampaknya bukan hanya efisiensi waktu pemeliharaan, tetapi juga peningkatan kapasitas bangsa dalam mengelola Alutsista strategis.
Bagi PTDI, pekerjaan C-130 ini adalah investasi jangka panjang. Modernisasi di dalam negeri membuka ruang penguatan kemampuan MRO (Maintenance, Repair, Overhaul), pengembangan produksi komponen, hingga peningkatan kompetensi teknis yang akan memperluas kapabilitas Indonesia dalam layanan pesawat angkut militer.
Kol. Fitra A. Yani dari Baloghan Kemhan RI menegaskan arah kebijakan yang sedang dibangun pemerintah. “Salah satu kebijakan Pemerintah adalah pemberdayaan industri pertahanan kita. Besar harapan pemeliharaan dapat dilaksanakan oleh industri pertahanan nasional, dalam hal ini PTDI,” katanya.
Menatap Kapabilitas Global
Keberhasilan modernisasi C-130 nanti diharapkan menjadi standar baru bagi industri MRO pertahanan nasional. Jika PTDI berhasil membuktikan ketepatan waktu, kualitas, dan peningkatan performa pesawat, posisinya sebagai pusat pemeliharaan Alutsista udara berkompetensi global akan semakin menguat.
Dengan dimulainya Aircraft Induction ini, Indonesia memasuki fase baru kemandirian industri dirgantara: lebih kompetitif, lebih strategis, dan semakin siap menghadapi kebutuhan pertahanan masa depan. ***
Hercules A-1321 TNI AU menjalani modernisasi di Bandung (Pikiran Rakyat)PT Dirgantara Indonesia (PTDI) resmi memulai program besar modernisasi 9 unit pesawat angkut berat C-130 Hercules milik TNI AU melalui seremoni Aircraft Induction di hanggar Aircraft Services (ACS), Rabu (26/11/2025).
Kedatangan unit pertama langsung dibarengi penandatanganan Berita Acara (BA) serah terima pesawat antara TNI AU, Kemhan RI, dan PTDI, yang menandai dimulainya proses revitalisasi menyeluruh.
Agenda tersebut dihadiri Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI Moh Arif Faisal, Kasatgas Modernisasi C-130 Kol. Arif Djoko, serta tim teknis dari Kemhan dan TNI AU.
Di tahap awal ini, PTDI langsung menggarap dua pekerjaan inti: Center Wing Box Replacement (CWBR) dan Avionic Upgrade Program (AUP). Keduanya adalah elemen modernisasi krusial untuk memperpanjang usia pakai pesawat sekaligus meningkatkan kapabilitas avioniknya.
Menurut Arif Faisal, PTDI telah menyiapkan aliansi teknis dengan Kohartamatau—mulai dari penggunaan SDM gabungan PTDI–TNI AU, pemanfaatan special tools dan ground support equipment, hingga optimalisasi fasilitas bonding dan composite.
“Hal tersebut merupakan upaya PTDI dalam menyiapkan fasilitas teknis, peralatan khusus, serta qualified personnel agar proses modernisasi 9 unit C-130 berjalan lancar,” ujarnya.
Tonggak Kemandirian Teknologi Dirgantara
Program modernisasi ini merupakan tindak lanjut kontrak antara PTDI dan Baloghan Kemhan RI. Dengan seluruh pengerjaan dilakukan di Bandung, Pemerintah menegaskan langkah strategis mengurangi ketergantungan pada fasilitas luar negeri.
Dampaknya bukan hanya efisiensi waktu pemeliharaan, tetapi juga peningkatan kapasitas bangsa dalam mengelola Alutsista strategis.
Bagi PTDI, pekerjaan C-130 ini adalah investasi jangka panjang. Modernisasi di dalam negeri membuka ruang penguatan kemampuan MRO (Maintenance, Repair, Overhaul), pengembangan produksi komponen, hingga peningkatan kompetensi teknis yang akan memperluas kapabilitas Indonesia dalam layanan pesawat angkut militer.
Kol. Fitra A. Yani dari Baloghan Kemhan RI menegaskan arah kebijakan yang sedang dibangun pemerintah. “Salah satu kebijakan Pemerintah adalah pemberdayaan industri pertahanan kita. Besar harapan pemeliharaan dapat dilaksanakan oleh industri pertahanan nasional, dalam hal ini PTDI,” katanya.
Menatap Kapabilitas Global
Keberhasilan modernisasi C-130 nanti diharapkan menjadi standar baru bagi industri MRO pertahanan nasional. Jika PTDI berhasil membuktikan ketepatan waktu, kualitas, dan peningkatan performa pesawat, posisinya sebagai pusat pemeliharaan Alutsista udara berkompetensi global akan semakin menguat.
Dengan dimulainya Aircraft Induction ini, Indonesia memasuki fase baru kemandirian industri dirgantara: lebih kompetitif, lebih strategis, dan semakin siap menghadapi kebutuhan pertahanan masa depan. ***
sumber : https://garudamiliter.blogspot.com/
0 Response to "PTDI Modernisasi C-130 Dimulai"
Post a Comment