Akhlak Terburuk Bangsa Indonesia

Jurnalmuslim.com - Para da'i dan penceramah sudah sering menyampaikan bahwa alasan utama diutusnya Rasulullah adalah utk menyempurnakan akhlaq mulia. Hal ini sesuai hadits yang artinya/'Hanyasanya aku dibangkitkan adalah untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia."(HR Bukhari).

Sampai di sini hadirin biasanya manggut-manggut, setuju dan sepakat, bahkan merasa sudah mencapai apa yang menjadi misi Rasulullah saw tersebut. Bukankah bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi adat ketimuran yang santun? Bagi kebanyakan umat Islam, akhlaq dipahami sebagai perilaku yang sopan dan santun kepada sesama manusia.

Namun benarkah bangsa ini sudah berakhlaq mulia? Saat Rasulullah diutus, di masa jahiliyah yang penuh kerusakan, tak berarti perilaku sesama manusia di jazirah Arab 100 persen rusak. Akhlaq bangsa Arab terhadap tamu luar biasa, tengoklah kisah Hatim at-Thaa>iy yang menyembelih kuda kesayangannya untuk menjamu seorang tamu tak dikenal.

illustrasi, warga Indonesia

Tamu itu tak ditanya apa keperluannya sebelum ia makan. Setelah menyantap hidangan daging kuda itu, barulah terang bahwa si tamu ternyata datang hendak menawar kuda Hatim dengan harga yang luar biasa mahal. Ini contoh bahwa akhlaq baik pada manusia juga berkembang di masyarakat jahiliyah.

Akhlaq Terburuk

Namun kerusakan akhlaq terbesar di masa jahiliyah adalah dalam akhlaq terhadap
Allah 'Azza wa Jalla. Mereka berlaku syirik, menyekutukan Allah dengan berbagai makhluq. Dari patung akik hingga pohon keramat, dari dukun dan tukang sihir hingga mantra dan jimat.

Mengapa syirik termasuk kerusakan akhlaq? Jika akhlaq dipahami sebagai berlaku sopan dan santun kepada pihak lain, sopankah manusia jika dia menyekutukan Allah dengan makhluq-Nya? Menyejajarkan DzatYang Maha Tinggi dengan makhluk yang rendah bahkan benda mati yang hina. Inilah bukti bahwa kaum musyrikin tak punya akhlaq mulia, karena tak sopan dan tak santun kepada Penciptanya.

Padahal Allah sangat murka kepada manusia yang berlaku syirik, tiada ampunan baginya kecuali ia bertaubat sebelum ajal menjemput. "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS An-Nisa: 48)

Berdasarkan ayat ini, berakhlaq mulia harus didasari tauhid yang bersih dari syirik. Lalu, pertanyaan berikutnya, apakah syirik hanya melulu terkait menyembah berhala, perdukunan dan jimat? Tengoklah perilaku umat Yahudi dan Nasrani, yang setiap hari minimal 17 kali umat Islam berlindung kepada Allah dari jalan kejelekan yang mereka tempuh dengan membaca:

"Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat." (QS Al-Fatihah: 6-7)

Rasulullah saw menjelaskan bahwa orang-orang yang dimurkai adalah kaum Yahudi. Adapun orang-orang yang sesat adalah kaum Nasrani (HR Ahmad, Tirmidzi dengan sanad hasan). Menurut Al-Quran, murka Allah pada Yahudi dan vonis sesat-Nya pada Nasrani juga berawal dari kerusakan akhlaq mereka kepada Allah.

Menuhankan Pemimpin

Suatu ketika, Adi bin Hatim anak Hatim at-Thaa'iy yang dikenal sebagai orang paling dermawan dan memuliakan tamu tadi, datang kepada Rasulullah saw. la masih beragama Nasrani dan mengenakan kalung salib besar di lehernya. Melihat dia, Rasulullah saw membacakan ayat,

"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (At-Taubah: 31)

Adi tersentak mendengar ayat itu, biarpun sebelumnya Nasrani dia orang Arab yang paham bahasa Al-Quran ketika dibacakan. Kesadaran dan pemahamannya akan agama Nasrani membuatnya membantah Rasulullah "Wahai Rasulullah, mereka tidak menyembah para pendeta,"tukasnya kritis.

Rasulullah ^ dengan tenang bertanya, "Bukankah ketika para pendeta menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal kalian tunduk dan patuh pada mereka?" Adi tercekat, ia dengan jujur mengakui, "Ya, kami memang mematuhi mereka dalam perkara-perkara itu."

"Itulah ibadah mereka "sabda Rasulullah sg menjelaskan. (HR Ahmad, Tirmidzi dan lainnya, hasan). Inilah penjelasan Rasulullah bahwa akhlaq mulia kepada Allah bukan hanya memuji-muji nama-Nya. Bahwa berlaku
kurang ajar dengan syirik kepada Allah bukan hanya dengan menyembah berhala atau dukun, melainkan "tunduk pada pemimpin yang mengubah hukum-hukum Allah dalam kitab-Nya

Itulah akhlaq kaum Yahudi dan Nasrani kepada Allah. Tak hanya menyekutukan Allah dengan Uzair dan Isa <alaihimassalam, melainkan juga dengan hukum buatan para pendetanya yang menyimpangi perintah dan larangan Allah.

Lalu, sudahkah bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim berakhlaq mulia? Sudahkah umat Islamnya terbebas dari keburukan yahudi dan nasrani? Atau justru terjerumus seperti mereka?

Cobalah tengok realita di negeri ini. Mengapa bangsa ini menolak memberlakukan hukum Allah di negerinya? Mengapa mereka ridha dan tenang saat pembunuh, pencuri, perampok, pezina dan pelanggar hukum had lainnya dihukumi dengan aturan peninggalan penjajah Belanda yang kafir?

Jangan-jangan bangsa ini lebih buruk daripada Yahudi dan Nasrani. Mereka bertaqlid buta pada para pemimpin: ulama dan pendeta sendiri yang menyelisihi hukum Allah. Sementara bangsa ini malah bertaqlid buta pada penjajah yang kafir.

Tengoklah KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) yang rr\eng-copypastewetboek van strafrecht Belanda dengan pasal-pasal yang menyelisihi Al-Quran. Pembunuh tak diqishash, pencuri tak dipotong tangannya, pezina ghairu muhshan bahkan sama sekali bebas hukuman.

Akibatnya bisa dirasakan sekarang. Kemaksiatan dan kemungkaran merajalela tanpa mampu dicegah oleh umat dan pemerintah. Itu semua berawal dari berpalingnya umat dan para pemimpinnya dari hukum Allah. Semoga Allah memberikan kekuatan pada umat Islam Indonesia untuk membuang syirik yang satu ini, tunduk pada pemimpin dan aturan yang bertentangan dengan hukum Allah. Amien. (Togar)

Diambil dari Majalah An Najah Edisi 129 | Syawal - Dzulqo'dah 1437 H | Agustus 2016

sumber : http://www.jurnalmuslim.com

0 Response to "Akhlak Terburuk Bangsa Indonesia"

Post a Comment