Inilah Fatwa Para Ulama Saudi Soal Hormat Bendera

Jurnalmuslim.com - Islam hadir untuk memberikan solusi dan pencerahan terhadap segala macam persoalan dan permasalahan yang ada, yang dialami oleh masyarakat didunia. Sebab Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah untuk seluruh umat manusia.

Dan diantara sekian permasalahan kontemporer yang ada, dan perlu ditelaah dengan pemahaman yang cermat adalah permasalahan yang muncul di zaman ini, terkait dengan penghormatan terhadap negara dan sistemnya serta penghormatan terhadap simbol negara, seperti hormat bendera.

illustrasi

Berikut ini sejumlah fatwa dari para ulama Arab Saudi yang tergabung dalam Lajnah Daimah wal Ifta’, tentang pro kontra menghormati bendera atau benda mati, atau berdiri pada saat lagu kebangsaan dinyanyikan. Berikut ini rinciannya:

1. Menghormat bendera.
Fatwa Lajnah Daimah wal Ifta’ Arab Saudi No. 5963 menyatakan bahwa menghormati bendera itu tidak boleh karena bid’ah dan bid’ah itu haram. Sedangkan menghormat pada atasan atau pejabat itu boleh asal tidak berlebihan. Kalau berlebihan tidak boleh. [Dari kitab Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah I/235]

Tim fatwa: Syeikh Abdullah bin Baz, Syeikh Abdur Rozzaq Afifi, Syeikh Abdullah bin Ghadyan, Syeikh Abdullah bin Qu’ud. Teks asal:

لا تجوز تحية العلم بل هي بدعة محدثة ، وقد قال النبي صلى الله عليه وسلم : ” ‏مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ ‏فَهُوَ رَدٌّ ” [ البخاري (2697) ، ومسلم (1718) ] ، وأما تعظيم الضباط باحترامهم وإنزالهم منازلهم فجائز أما الغلو في ذلك فممنوع سواء كانوا ضباطا أم غير ضباط

    Berdiri dan menghormat bendera dan berdiri saat lagu kebangsaan dinyanyikan.
    Fatwa Lajnah Daimah wal Ifta’ Arab Saudi no. 2123 menyatakan bahwa seorang Muslim tidak boleh berdiri untuk menghormati bendera atau salam kebangsaan.



Itu adalah bid’ah munkarah yang tidak ada pada zaman Nabi, masa Khalifah yang empat. Itu dapat menghilangkan kesempurnaan tauhid yang wajib dan keikhlasan memuliakan Allah dan menimbulkan syirik dan menyerupai orang kafir serta meniru mereka dalam tradisinya yang buruk dan berlebihan dalam menghormati penguasa. Padahal Rasulullah sudah melarang meniru dan menyerupai orang kafir.

Teks asal:

لا يجوز للمسلم القيام إعظاما لأي علم وطني أو سلام وطني بل هو من البدع المنكرة التي لم تكن في عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم ، ولا في عهد خلفائه الراشدين رضي الله عنهم ، وهي منافية لكمال التوحيد الواجب ، وإخلاص التعظيم لله وحده ، وذريعة إلى الشرك ، وفيها مشابهة للكفار وتقليد لهم في عاداتهم القبيحة ومجاراة لهم في غلوهم في رؤوسائهم ومراسيمهم ، وقد نهى النبي صلى الله عليه وسلم عن مشابهتهم أو التشبه بهم وبالله التوفيق

    Berdiri di depan bendera.
    Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ulama ahli hadits menyatakan bahwa berdiri di depan bendera itu termasuk meniru (taklid) bangsa Eropa yang kafir. Padahal kita sudah dilarang dengan larangan umum dan khusus (untuk tidak meniru mereka). Dan tidak boleh bagi negara Muslim manapun untuk meniru tradisi kafir. [Dari kitab الاجوبة الالبانية على الاسئلة الكويتية]

هذه -لا شك- من التقاليد الأوروبية الكافرة، وقد نهينا عن تقليدهم بمناهي عامة وخاصة، ولا يجوز لأي دولة مسلمة حقاً أن تتبنى شيئاً من تقاليد الكفار

    Pengibaran dan penghormatan bendera serta bediri dan menyanyikan lagu kebangsaan.
    Syeikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, salah satu tokoh terkemuka ulama Saudi, dalam fatwanya menyatakan bahwa hal itu merupakan perbuatan maksiat (dosa) yang pasti. … Apabila mungkin jangan diikuti perintah atas yang menyuruh melakukan itu.Teks asal:

هذه معصية بلا شك ، والنبي صلى الله عليه وسلم يقول : ( لا طاعة لمخلوق في معصية الخالق ) فإذا أمكنكم تتخلص منها ولا تحضرها فافعل

Demikianlah sejumlah fatwa para ulama Saudi soal hukum menghormati bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan. Semoga penjelasan tersebut bisa memberikan wawasan keilmuan dan pencerahan bagi umat Islam semuanya. Wallahu waliyyut taufiq… (GA/dbs)

sumber : http://www.jurnalmuslim.com

0 Response to "Inilah Fatwa Para Ulama Saudi Soal Hormat Bendera"

Post a Comment