Jihad Solusi Hadapi Imperialisme

Jurnalmusli.com - Allah berfirman:

“Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti." (QS. Al Anfal: 65)

illustrasi
Jihad di jalan Allah adalah tugas para nabi. Jihad juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan para salaful ummah. Bahkan salah satu amalan yang menjadi ciri para sahabat adalah jihad fi sabilillah. Itu terungkap dari perkataan Imam al-Auzaiy berikut;

"Ada lima perkara yang dipegang erat oleh para sahabat Nabi Muhammad sg: Konsisten terhadap al Jama'ah, mengikuti sunnah, memakmurkan masjid, membaca al Quran dan jihad fi sabilillah". (Syarhus Sunnah, Oleh al Baghowy, 1:209, Al Baihaqi syu'abul iman: 2685)

Setiap organisasi dakwah pasti ingin meraih kemenangan dengan tegaknya syari'at Islam. Sayangnya, tidak semuanya mau terjun ke gelanggang jihad. Padahal tiada jalan untuk membuat umat Islam meraih kembali kejayaan dan kemenangan kecuali dengan mengikuti langkah pendahulunya. Bukankah slogan yang selalu disenandungkan ialah,“al-Mautu fii sabilillaah asmaa amaaniinaa. Mati dijalan Allah adalah cita cita kami tertingggi." Slogan itu hanya akan menjadi senandung tanpa makna jika jihad tidak diamalkan. Karena memang tidak ada jalan untuk meraih kemulian syahid kecuali dengan jihad fii sabilillah.

Di lain pihak, musuh-musuh Islam telah tegas menentukan lawannya. Bahkan telah dan sedang menjalankan strategi dan taktik perlawanan. Itu terlihat dari dikuasainya sumber daya alam dan manusia milik negeri-negeri kaum muslimin. Amerika dan sekutu tidak ragu mengucurkan dana untuk memerangi Islam dengan kedok 'perang melawan terorisme' Muncullah pasukan pasukan khusus yang meneror umat Islam. Membungkam da'i dan para ulama' Lalu muncullah institusi BNPT yang menjadi corong memerangi dakwah lewat propaganda. Media media cetak dan elektronik juga ikut menyebarkan opini dan stigma-stigma negatif terhadap para pejuang penegak syari'at.

Apa yang terjadi di negeri ini memang tak jauh berbeda dengan kondisi yang terjadi di negeri-negeri umat Islam pada umumnya. Umat yang dulu pernah meraih kejayaan, kini menjadi bulan-bulanan. Mirip seperti yang disabdakan nabi, bahwa umat ini di akhir zaman bak makanan yang diperebutkan manusia rakus nan kelaparan. Lalu bagaimana cara keluar dari musibah ini? Tiada lain dengan jalan yang ditegaskan dalam ayat di atas, yaitu Jihad fi sabilillah dengan harta, lisan dan tenaga. Serta menyadarkan umat tentang realita yang sedang terjadi. Kemudian, menggalang umat untuk melawan Barat dan kaki tangannya. Menghasung umat untuk membela perjuangan dengan berbagai hal yang bisa dilakukan. Sekecil apapun kontribusi umat akan sangat bernilai bagi tegaknya Islam.

Syaikh Abdurrahman as-Sa'di berkata, "Allah ta'ala berfirman kepada nabi Nya, Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Maksudnya yaitu kobarkan semangat mereka dan bangkitkan mereka dengan apa-apa yang menguatkan azzam mereka untuk mencintai jihad dan memerangi musuh, serta membenci hal-hal yang melemahkannya. Sampaikan pula keutamaan sifat pemberani dan sabar, serta balasannya di dunia dan akhirat. Juga jelaskan bahaya dari sifat pengecut. Karena sifat ini tercela, dan membuat cacat pengamalan agama dan harga diri seseorang. Keberanian bagi seorang mukmin lebih mulia dibanding yang lainnya.' (Taisiri Karimir Rahman).

Ibnu Katsir berkata, "Yakni kobarkanlah semangat mereka dan perintahkan mereka berperang. Karena itu Rasulullah sg selalu mengobarkan semangat pasukan Islam untuk berperang di kala mereka berbaris dan menghadapi musuh-musuhnya. Seperti yang pernah beliau ucapkan dalam Perang Badar, ketika pasukan kaum musrik datang dengan segenap kekuatan:

Bangkitlah menuju surga yang luasnya sama dengan langit dan bumi.

Umair bin Hammam lalu berseru, "Benarkan luas surga itu sama dengan langit dan bumi?" "Benar,"jawab Rasulullah saw."

"Wah. wah!" ucap Umeir.

Rasulullah jjg bertanya,"Mengapa kamu katakan wah, wah?"

Umair menjawab, "Saya berharap semoga saya termasuk penghuninya."

Rasulullah sg bersabda, “Engkau akan menjadi salah satu penghuninya.“

Setelah itu Umair maju, la patahkan sarung pedangnya, la keluarkan beberapa biji kurma. Sebagian biji ia makan, sisanya ia buang, la lalu berkata, 'Andai aku masih hidup dan mampu menghabiskan semua kurma ini, sungguh itu merupakan hidup yang panjang." Kemudian Umeir maju dan bertempur hingga gugur sebagai syuhada. (Tafsir Ibnu Katsir) Begitulah cara Nabi sg: memompa semangat para sahabat untuk berjihad fi sabilillah dalam memerangi kesyirikan dan kezaliman. Karena semua bentuk syirik dan kezaliman tidak bisa dibiarkan. Dan cara itu hanyalah dengan menyemangati umat Islam untuk berjihad di jalan Allah ta'ala.

Bagi siapa saja yang hari ini belum bisa berangkat berjihad karena udzur syar'i, seharusnya merasa sedih. Namun bukan berarti ia tidak bisa berperan. Ada beberapa amal yang bisa dilakukan. Antara lain berinfak, mendoakan para pejuang dan yang paling penting memotivasi umat untuk berjihad dengan harta, pikiran dan jiwa. Sekecil apapun usaha yang dilakukan sangat bermakna. Jika para da'i tidak mau untuk mengajak umat agar berinfak dan berjihad, ingatlah bahwa ancaman Allah sangat pedih. Rasulullah sg bersabda;
"Barangsiapa tak berperang atau mempersiapkan orang yg berperang atau menggantikan orang yg berperang dalam menjaga keluarganya dgn baik, maka Allah akan menimpakan musibah yg membinasakannya sebelum hari Kiamat “ (HR. ad-Darimi, 2311, dengan sanad shahih).

Semoga Allah Ta'ala menjaga kita dari musibah yang membinasakan tersebut. Amin ya rabbal alamin. [Amru]

Diambil dari Majalah An-Najah Edisi 126 1 Rojab • Syaban 1437 H | Mei 2016

sumber : http://www.jurnalmuslim.com

0 Response to "Jihad Solusi Hadapi Imperialisme"

Post a Comment