Jawaban Ustadz Qutaibah
Alhamdulillahi robbil-‘aalamin.. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada manusia pilihan dan teladan seluruh manusia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Memang betul terdapat ikhtilaf ulama dalam menafsirkan waktu Qailullah, apakah sebelum Dzuhur atau sesudah Dzuhur atau keduanya.
Imam Syarbini rahimahullah berkata,
![]() |
illustrasi |
هي النوم قبل الزوال
“Tidur sebelum zawal (waktu Dzuhur).”
Al-Munawi rahimahullah berkata,
القيلولة: النوم وسط النهار عند الزوال وما قاربه من قبل أو بعد
“Qailullah adalah tidur di pertengahan siang ketika zawal atau mendekati waktu zawal sebelum atau sesudahnya.”
Al-Badri Al-Aini berkata,
القيلولة معناها النوم في الظهيرة
“Qailullah maknanya: tidur di waktu Dzuhur (petengahan siang).”
Dan yang rajih adalah Qailullah itu waktunya setelah zawal (Dzuhur) sebagaimana hadits,
عن سهل بن سعد رضي الله عنه قال: ما كنا نقيل ولا نتغذى إلا بعد الجمعة في عهد النبي صلى الله عليه وسلم. واللفظ لمسلم.
Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Kami (dahulunya) tidaklah melakukan Qailullah dan makan kecuali setelah shalat Jum’at di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Mutafaqun ‘Alaih)
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata,
كَانُوا يُجَمِّعُوْنَ ثُمَّ يَقِيْلُوْنَ
“Mereka (para sahabat) dulu biasa melaksanakan shalat Jum’at, kemudian istirahat siang (Qailullah).” (HR. Bukhari)
Akan tetapi ada ulama’ yang menjelaskan bahwa hadist diatas adalah kebiasaan para shahabat ketika hari Jum’at. Adapun selain hari Jum’at, para shahabat sering melakukan Qailullah sebelum zawal (Dzuhur).
Intinya semua keterangan tentang waktu Qailullah antara yang mengatakan sebelum atau sesudah zawal adalah shohih. Sedangkan ini hanya ikhtilaf para ulama’ saja dalam memahami hadist. Jadi Qailullah itu dilakukan boleh sebelum Dzuhur atau setelahnya dan yang membedakan adalah niat dalam rangka mengamalkan sunnah… Wallahu A’lam… (manjanik)
sumber : http://www.jurnalmuslim.com
0 Response to "Kapankah Waktu Qailullah (Tidur Siang) itu?"
Post a Comment