illustrasi |
Bangsa Arab adalah pecinta alamiah seni lisan di dukung oleh bahasa mereka yaitu bahasa Arab. “Hampir tidak ada suatu bahasa lain yang sanggup menanamkan pengaruh tidak terelakan pada jiwa yang memakainya, selain bahasa Arab” perasaan pendengar dapat sangat terharu mendengar pembacaan syair dalam bahasa Arab walaupun seluruh isinya tidak difahami. Musik, syair, sajak dapat meninggalkan kesan mendalam dalam jiwa mereka yang mendengarnya. Bisa disebut sekalimat bahasa Arab yang dilantunkan dengan perasaan dapat mengendalikan emosi pendengarnya, yang rasanya tidak berlebihan jika bahasa Arab disebut “ bahasa sihir ”.
Benar hanya seni lisan satu-satunya kebanggan bangsa Arab mereka tidak mencipta seperti halnya bangsa Yunani dengan arca dan seni bangunannya dan Romawi dengan kemegahan istana-istananya namun bangsa Arab menyatakan rasa seninya lewat lidah dengan makna mendalam. Seperti sebuah pribahasa Arab kuno berbunyi: ”kecantikan manusia ialah kefasihan lidahnya”. Sampai tidak ketinggalan orang-orang Eropa mengomentari perihal ketangguhan orang-orang Arab dalam ber”lidah”:”kearifan itu berbentuk tiga corak : akal budi bangsa Perancis, tangan bangsa Tionghoa, dan lidah bangsa Arab” “Memotong lidah” adalah term klasik untuk usaha menyuap seorang penyair, agar satire-satirenya tidak ditujukan kepadanya, karena seorang penyair dimata orang Arab dan para Syekh (penghulu klan) dapat menjadi ancaman serius lewat syairnya, pertumpahan darah antar klan bisa terjadi kapan saja bahkan dimasa damaipun lidah mereka bisa menjadi bahaya besar bagi ketertiban umum dan dapat menurunkan para Syekh dan para Malik (raja) dari kekuasaannya. Penting untuk diketahui bahwa bangsa Arab adalah bangsa demokrat tulen yang dibawa sejak lahir, sistem veodalisme dan absolutis monarki merupakan kebodohan besar bagi mereka, para Syekh bahkan para Malik dalam kehidupan kesehariannya tak ubahnya seperti rakyat yang dibawahinya bahkan mereka hampir tidak pernah menunjukkan gelarnya baik dalam perkataan maupun sikap, dan para syekh dipilih oleh anggota klan melalui sistem pemungutan suara selama dibutuhkan dan bisa jatuh kapan saja jika sudah dinilai tidak berguna dan para penyair bisa menjadikan proses tersebut lebih cepat.
Diambil dari Ebook Sejarah Administrasi Dan Kontribusinya Terhadap Peradaban Islam oleh Ikrom Abualiff
sumber : http://www.jurnalmuslim.com
0 Response to "Kondisi Kebudayaan Jazirah Arab Sebelum Islam"
Post a Comment