"Yaa Rasulullah.. amalan apa yang paling afdhal di sisi Allah Subhanahu Wa ta'ala ?"
Rasulullah menjawab "Ashsholatu ala waqtiha.."
Ibnu Mas'ud bertanya lagi "Lalu apa lagi ?"
Rasulullah menjawab "Birrul walidain"
Ibnu Mas'ud bertanya lagi "Lalu apa lagi ?"
illustrasi |
Rasulullah menjawab "Al Jihaadu fie Sabilillah"
Ibnu Mas'ud berkata kepada Orang yang dia kisahkan hadits ini "seandainya aku bertanya lagi niscaya Rasulullah akan menjawab lagi..!"
Faidah :
1. Dari hadits ini Abdullah Ibnu Mas'ud mengajarkan kepada kita ttg apa yang Para Ulama sebut dengan "Fiqhul Aulawiyat" atau Fikih prioritas. Umur kita ini singkat, waktu sangat terbatas sementara banyak sekali amalan 2 yang ditawarkan dalam syari'at untuk dikerjakan..maka usahakan kita bisa melakukan Amalan 2 besar dalam keterbatasan umur kita...
2. Dalam hadits ini juga Rasulullah dan para sahabatnya mengajarkan kepada kita ttg "Uluwul Himmah", ketinggian cita2.. selalu menginginkan untuk mengerjakan amalan amalan besar.., Sebagaimana disebuntukan pula dalam sebuah hadits ketika Rasulullah memotivasi para sahabatnya untuk meminta Surga yang tertinggi, "apa bila kalian meminta Surga maka mintalah surga Firdaus, karena dia adalah Surga yang tertinggi dan yang paling baik !"
3. Dalam bbrp riwayat disebuntukan bahwa Rasulullah ditanya dengan pertanyaan serupa hadits Ibnu Mas'ud ini tapi jawaban beliau berbeda beda.. Dalam riwayat Muslim disebuntukan dari Hadits Abu Hurairah rhodiyallahu anhu Ketika Rasulullah ditanya dengan pertanyaan ini beliau menjawab "Al Imaanu Billah, Al Jihaadu fisabilillah dan Haji Mabrur", dalam riwayat lain di sebuntukan ketika Rasulullah ditanya "Islam apa yang paling baik ?" Maka Rasulullah menjawab "Membebaskan budak". Hal ini memberikN pelajaran kepada kita bahwa selayaknya para Da'i mengetahui kondisi Mad'u dalam Dakwahnya, apabila Mad'u kita adalah orang yang lebih dalam hal materi maka kita berikan motivasi ttg sedekah, bila Mad'u kita seorang pelajar maka motivasinya adalah ttg tholabul ilmi demikian seterusnya..
4. Dalam hadits ini Rasulullah menyebut "Ashsholatu ala waqtiha" diurutan pertama..Karena sholat adalah amalan yang paling utama setelah syahadatain, dan sholat adalah amalan yang paling pertama dihisab Diakhirat kelak, dan sholat pula merupakan parameter baik tidaknya amalan2 lain sang hamba. "Ala waqtiha" mencakup semua waktu selama masih dalam waktu sholat, entah diawal,ditengah maupun diakhirnya selama tidak keluar dari waktu.. walaupun ada Ulama yang menafsirkan bahwa yang dimaksud adalah awal waktu karena Panggilan siapa yang lebih pantas untuk kita penuhi melainkan panggilan Allah.. Makanya Allah menegaskan hal ini dalam Firman-NYA "Rijaalun Laa tulhihimut tijaroh wal bay' andzikrillah, Wa iqoomis Sholah", Laki laki yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual-beli dari mengingat Allah, dan mereka mendirikan Sholat.
Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini beliau berkata "Dulu para sahabat adalah orang 2 yang paling getol berdagang di Pasar Madinah, tapi ketika mereka mendengar Adzan maka mereka serta Merta meninggalkan dagangan mereka dan bergegas menuju panggilan adzan. Demikian pula sebuah kabar dari Aisyah rhodiyallahu Anha beliau berkata "Kami dulu istri2 Nabi sering sekali bercengkrama dengan beliau, tapi ketika terdengar suara Adzan maka Beliau langsung meninggalkan kami seolah2 tidak mengenal kami"
5. Birrul walidain, banyak Ayat-ayat dalam Al Qur'an yang menggandengkan antara hak Allah dan hak Orangtua, Allah Subhanahu Wa ta'ala berfirman "Wa qodaa Rabbuka An Laa ta'budu illa iyyahu, wabil waalidayni ihsaana", dalam ayat lain Allah berfirman "Wasykurliy Wa lii waalidayk...!", Dalam ayat lain Allah Subhanahu Wa ta'ala berfirman"Wa Laa taqul lahuma uff..!", demikian pula banyak hadits yang senada dengan ini..Hal ini menunjukkan betapa besarnya hak Orangtua yang harus kita tunaikan..
6. Al Jihaadu fisabilillah, mungkin ada yang bertanya mengapa dalam hadits ini jihad fisabilillah ditempatkan setelah Birrul walidain, para Ulama menjelaskan bahwa jihad yang dimaksud disini adalah jihad yang hukumnya Sunnah, seperti dalam hadits Tirmidzi yang sering kita dengar ttg seorang pemuda yang datang kepada Rasulullah dan menyatakan keinginannya untuk berjihad, lalu Rasulullah bertanya apakah dia masih memiliki Orangtua ?, Pemuda tersebut menjawab bahwa dia masih punya Orangtua, lalu Rasulullah memerintahkan untuk pulang dan berjihad kepada kedua orangtuanya, dalam redaksi lain Rasulullah menyuruhnya pulang dan berkata " buat dia tertawa sebagaimana engkau telah membuat dia menangis..". Ini karena jihad masih berhukum Sunnah, tapi jika hukumnya sudah berubah menjadi wajib maka wajib Setipa Muslim untuk berjihad walau tanpa izin Orangtua atau penguasa..sesuai dengan firman Allah dalam Surah at-taubah "Qul in kana Aabaaukim Wa abnaaukum Wa nisaaukum Ilaa akhir ayah", dan sebagaimana Ibadah 2 lain maka jihadpun punya aturan, Jihad dalam Islam adalah sebuah syari'at yang sangat agung sehingga aturannyapun begitu agung, makanya Rasulullah dan para Khulafaur Rasyidin sering mewanti-wanti pasukannya agar mematuhi aturan-aturan dalam perang tersebut.., tidak membunuh Wanita anak-anak, Manuka, tidak menebang pohon dan lain2.. wallahu A'lam..
Oleh Ustadzana Al Fadhil Muhammad Yusran Anshar hafidzhahullah
Source: Facebook Fathul Andalush
sumber : http://www.jurnalmuslim.com
0 Response to "Penjelasan Hadits Amalan yang Paling Afdhal Disisi Allah swt"
Post a Comment