Syari'at Islam, Spirit Para Pahlawan

Jurnalmuslim.com - "Sebersih-bersih Tauhid, Setinggi-Tinggi Ilmu, Sepandai-pandai Siyasah" itulah spirit perjuangan Raja Jawa tanpa mahkota, pemimpin Sarekat Islam (SI) H.O.S Cokroaminoto. "Hidup mulia atau mati syahid"

semboyang perjuangan pangeran Antasari, pimpinan pemerintahan tertinggi Kesultanan Banjar.

Dua kalimatdi atas hanyalah sebagian kecil dari yel-yel pejuang muslim yang tergores dalam lembaran sejarah. Kalimat tersebut merupakan gambaran nyata semangat perlawanan para pemimpin kaum muslimin di Nusantara. Kaliamat singkat syarat makna. Begitu indah terdengar, penuh energi, menggerakkan hati yang beku. Karena ia bukan slogan kosong tanpa arti, la adalah buah dari kekohan iman kepada Allah.

illustrasi

Perang sabil Vs perang salib

Jauh hari sebelum bangsa Barat hadir di Nusantara, kerajaan-kerajaan Islam telah berdiri kokoh di setiap relung wilayahnya. Para elit politiknya telah menjadikan syariat Islam sebagai pilar penegak keadilan. Membangun peradaban dengan cita rasa Islam. Sehingga Islam menjadi bagian tidakterpisahkan dalam sosial budaya masyarakat Nusantara.

Adalah sebuah fakta bahwa Nusantara menyimpan kekayaan alam yang luar biasa banyaknya. Hal inilah yang menjadikan bangsa asing senang untuk singgah dan menciduk lautan manfaat di dalamnya. Tak terkecuali bangsa Barat yang jaraknya ribuan kilometer jauhnya. Mereka rela menginggalkan keluarga dan kampung halamannya.Tentu saja untuk sebuah misi yang agung.

Kedatangan bangsa Barat ke Nusantara (Portugis dan Belanda) membawa misi yang besar, 3 G. Yaitu; Gold (emas atau kekayaan)
mencari rempah-rempah yang memberikan keuntungan bagi negaranya masing-masing. Gospel (agama) menyebarkan agama Kristen kepada masyarakat pribumi. Baik dengan paksaan maupun iming-iming harta. Glory (kejayaan), menggapai kejayaan di tanah air. Kajaan agresor sebanding dengan luas wilayah jajahan.

Namun diantara ketiga hal di atas, faktor agama merupakan hal dominan yang menjadikan bangsa Barat enggan hengkang kaki dari negeri ini. Hal ini terlihat pada reaksi bangsa Pribumi ketika bangkit melawan mereka. Kaum muslimin tidak rela jika agamanya dijadikan mainan orang-orang kafir. Sehingga meletuslah peperangan di berbagai wilayah Nusantara. Seperti perang Padri, perang Jawa, perang Banjar, perang Aceh dan lain-lain. Perang ini dikenal dengan perang Sabil, dimana panji-panji Islam menjadi lambang perjuangan. (Abdul Qadir Jaelani, perang sabil versus perang salib).

Artikel ini adalah kelanjutan dari postingan:
Syari'at Islam, Spirit Para Pahlawan
Jihad, Senjata Perlawanan Kaum Muslimin
Dosa Sejarawan Kepada Umat Islam
Syari'at Islam Harga Mati 


Diambil dari Majalah An Najah Edisi 129 | Syawal - Dzulqo'dah 1437 H | Agustus 2016

sumber : http://www.jurnalmuslim.com

0 Response to "Syari'at Islam, Spirit Para Pahlawan"

Post a Comment